TEMPO.CO, Bogota - Presiden Kolombia Juan Manuel Santos memerintahkan pasukannya menggempur Pasukan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC). Ini sebagai konsekuensi atas serangan FARC yang menewaskan sepuluh tentara pemerintah.
Santos telah menghentikan serangan udara terhadap kantong-kantong pertahanan pemberontak itu pada bulan lalu. Penghentian tersebut terkait dengan gencatan senjata unilateral yang disepakati pada Desember 2014 bersama kelompok pemberontak.
Menurut sumber di militer Kolombia, kematian para serdadu itu terjadi di kawasan pinggiran Provinsi Cauca pada Rabu dinihari, 15 April 2015, waktu setempat. Ketika itu FARC melancarkan penyergapan, melemparkan granat, dan menembaki bala tentara yang sedang bersembunyi di lapangan olahraga.
"Insiden ini sebuah serangan yang disengaja oleh FARC. Kejadian itu bukan kebetulan. Ini artinya, gencatan senjata sebagaimana disepakati secara otomatis bubar," kata Santos sebelum mengadakan pertemuan dengan tim keamanannya di Kota Cali. "Saya perintahkan kepada angkatan bersenjata menggempur kamp pertahanan FARC."
Santos mengatakan seorang anggota pemberontak tewas, tapi tidak dibiarkan begitu saja.
AL JAZEERA | CHOIRUL