TEMPO.CO, Raqqa -Para dokter yang bertugas di daerah yang dikuasai milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengatakan beberapa milisi ISIS mengkonsumsi Viagra sebelum melakukan tindakan perkosaan yang "tidak bermoral dan tidak wajar " kepada wanita.
Berlawanan dengan pandangan konservatif yang ketat dari kelompok tersebut, banyak anggota ISIS bahkan membeli pakaian minim untuk istri-istri mereka.
Berita ini berdasarkan laporan organisasi Raqqa is Being Slaughtered Silently, yang mengungkapkan bahwa banyak wanita yang takut keluar rumah karena sebagian anggota ISIS memiliki nafsu dan hasrat yang sangat tinggi.
Laporan tersebut menyatakan: "Sebuah bagian besar anggota ISIS mengalami anomali dalam bercinta dan keinginan naluriah yang brutal."
ISIS mengambil banyak wanita dan gadis-gadis muda sebagai budak nafsu selama masa kekuasaan mereka. Berdasarkan laporan Raqqa is Being Slaughtered menyebutkan, beberapa milisi mengambil beberapa istri secara paksa, sementara lainnya mencari gadis berusia sembilan tahun untuk dijadikan istri. Para milisi harus membayar mas kawin seharga £5.000 (sekitar Rp 98 juta).
ISIS menyatakan bahwa mereka akan 'mengambil tindakan keras' kepada wanita ketika mereka pertama kali mengambil alih kota Suriah, termasuk mencabut hampir semua hak-hak mereka. Wanita yang mencoba melepaskan diri dari pernikahan paksa seringkali dihukum rajam.
METRO | WINONA AMANDA