TEMPO.CO, Tokyo - Otoritas Jepang menyita paspor Yuichi Sugimoto, jurnalis yang hendak ke Suriah. Peristiwa ini adalah kali pertama Jepang menyita paspor jurnalis.
Sugimoto adalah fotografer berusia 59 tahun yang berencana masuk Suriah pada 27 Februari 2015. Dia mengatakan tak berniat memasuki wilayah yang dikontrol Negara Islam (IS). Dari Suriah, Sugimoto berencana melanjutkan perjalanan ke Turki.
Wartawan Asahi Shimbun itu menyebut kunjungannya sebagai bagian dari kebebasan pers. “Apa yang terjadi dengan kebebasan saya untuk bepergian dan kebebasan pers?” ujarnya, seperti dilaporkan BBC, Ahad, 8 Februari 2015.
Sugimoto kukuh ingin berangkat dan menyebut penyitaan paspornya sebagai pelanggaran hak konstitusional. “Kita tidak akan mengerti perasaan orang yang tinggal di wilayah itu (Suriah) jika kita tidak ke sana. Kita adalah anggota pesawat angkasa bumi. Kita tidak boleh acuh,” tuturnya, seperti ditulis Asahi Shimbun.
Kementerian Luar Negeri Jepang menyatakan penyitaan paspor sesuai dengan ketentuan undang-undang, demi melindungi nyawa si pemegang paspor. Langkah ini ditempuh pasca-pembunuhan dua sandera asal Jepang, Kenji Goto dan Haruna Yukawa, oleh IS pada Januari lalu.
Setelah penanganan sandera IS, popularitas Perdana Menteri Shinzo Abe naik. Dua survei yang secara terpisah dilakukan oleh koran Yomiuri dan kantor berita Jepang, Kyodo, mengindikasikan bahwa lebih dari 60 persen rakyat Jepang sepakat dengan langkah pemerintah mengatasi krisis tersebut.
BBC | ASAHI SHIMBUN | ATMI PERTIWI