TEMPO.CO, Amman - Pemerintah Yordania bersumpah akan menempuh segala cara untuk bisa menyelamatkan nyawa warganya, seorang pilot pesawat tempur, yang diculik kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Raja Yordania Abdullah II bersumpah akan membebaskan Maaz al-Kassasbeh yang diculik ISIS pada Desember lalu, setelah milisi itu merilis video eksekusi pembunuhan wartawan Jepang, Kenji Goto. “Kami sedang mencari cara untuk membebaskan pahlawan kami, pilot Maaz al-Kassasbeh,” kata Raja Abdullah II dalam pernyataan resminya, seperti dilansir Al Jazeera, Ahad, 1 Februari 2015.
Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammed al-Momeni, mengecam pembunuh Goto yang mencibir pemerintah Yordania tidak berusaha dan berkoordinasi dengan pemerintah Jepang untuk menyelamatkan nyawa warganya. (Baca: ISIS Gunakan Hewan untuk Latihan Penggal Manusia)
ISIS menuntut pembebasan Sajida al-Rishawi untuk ditukar dengan Kassasbeh. Al-Rishawi adalah anggota Al-Qaeda yang telah dijatuhi hukuman mati di Yordania atas keterlibatannya dalam serangan pada 2005 yang menewaskan 60 orang.
Pemerintah Yordania telah menyatakan siap menukar Al-Rishawi jika ISIS bisa memberikan bukti bahwa Kassasbeh masih hidup. Kassasbeh ditangkap ISIS pada 24 Desember 2014 ketika pesawat jet F-16 yang dipilotinya jatuh di utara Suriah, markas ISIS. (Baca: Diduga Gay, ISIS Lempar Pria Dari Atap Gedung)
Sebelumnya, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut pembunuh Goto sebagai pengecut. Pemerintah Jepang berjanji tidak akan pernah memaafkan pelaku terorisme itu. “Saya sangat marah atas tindakan teroris yang keji dan hina itu. Kami akan bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk membuat mereka menebus kejatahan yang telah dilakukan,” kata Shinzo Abe.
Goto adalah sandera asal Jepang kedua yang dieksekusi ISIS dalam kurun satu minggu. Kelompok bersenjata itu mengatakan eksekusi Goto sebagai hukuman atas janji Tokyo memberikan bantuan US$ 200 juta kepada negara-negara yang terkena dampak ISIS. (Baca: ISIS Minta US$ 200 Juta ke Pemerintah Jepang)
Pekan lalu, ISIS mengaku bertanggung jawab atas eksekusi terhadap Haruna Yukawa, setelah berakhirnya waktu 72 jam yang dinyatakan ISIS dalam ultimatum.
AL JAZEERA | ROSALINA
Terpopuler Dunia:
ISIS ke Obama: Kami Penggal Anda di Gedung Putih
Bapak Balas Dendam Anak Mati, Bunuh 7 Milisi ISIS
ISIS Minta US$ 200 Juta ke Pemerintah Jepang