3. Dmitry Medvedev
Pria kelahiran Rusia, 14 September 1965 ini adalah perdana menteri Rusia ke-10. Ia menjabat sebagai perdana menteri sejak tahun 2012. Sebelumnya ia menjabat sebagai presiden Rusia. Medvedev menjadi presiden termuda Rusia.
Medvedev lahir dari keluarga yang mencintai pendidikan. Ia mengambil jurusan hukum di Fakultas Hukum Universitas Negeri Leningrad. Dalam perjalanan kariernya, Medvedev melanjutkan ke program doktor dan selesai pada 1990 dengan spesialisasi hukum privat, korporat dan sekuritas. Sejak itu, dia mengajar sampai tahun 1999.
Semasa kuliah, teman-temannya menggambarkan Medvedev sebagai sosok yang rajin belajar, sopan santun dan pendiam. Selama mengajar, dia menulis sejumlah buku teks untuk kuliah. Medvedev bertemu istrinya, Svetlana Vladimirovna Medvedeva, saat masih sekolah di tingkat tujuh. Mereka menikah pada tahun 1989 dan dikaruniai seorang putra, Ilya Dmitievich Medvedev.
Hebatnya, sesibuk apapun Medvedev meluangkan waktu untuk berolahraga terutama renang dan angkat berat selama satu jam di pagi ataupun sore hari. Kemudian memiliki hobi berolahraga jogging, catur dan berlatih yoga.
Medvedev bahkan masih menyediakan waktu untuk mendengarkan musik rock klasik. Grup musik favoritnya adalah Deep Purple, Led Zeppelin dan Black Sabbath.
Pada kampanye Pemilu Russia pada tahun 2000, Medvedev menjadi manajer kampanye Vladimir Putin, agen intelijen Rusia (KGB). Dari sini keduanya menjadi teman dekat. Karir politik Medvedev menuju Kremlin pun terbuka. Tidak seperti kebanyakan elit politik Russia, Medvedev tidak memperoleh kedudukannya dalam politik melalui jajaran KGB. Ia lebih banyak bermain di belakang layar.
Pada tahun 2008, ia terpilih menjadi presiden Rusia dan perdana menteri dipegang oleh Vladimir Putin. Dua periode kemudian, mereka bertukar posisi. Putin menjadi presiden, Medvedev sebagai perdana menteri.
Baca juga:
Ahok Digaet Mega, Giliran Jokowi Disokong Prabowo?
Dikecam Oegroseno, Kabareskrim: Sakitnya di Sini
Diserang sebagai Brutus Jokowi, Ini Kata Pratikno
Budi Waseso Jawab Tuduhan Kirim Telegram Mangkir