Beberapa dukun bahkan percaya, bahwa semakin keras teriakan orang albino saat bagian tubuhnya dipotong, semakin ampuh "jampinya".
Kondisi mengerikan ini membuat Josephat Torner, aktivis hak asasi manusia untuk kaum albino, khawatir. "Sekarang kita bisa melihat para orang tua terlibat dalam perencanaan kejahatan ini. Siapa yang harus kita perangi jika orang tua dan keluarga melakukan ini? Siapa yang bisa kita percaya? Anda tak tahu siapa musuh Anda."
Torner mengatakan, manusia albino di Tanzania hidup dalam bahaya. Pertanyaannya adalah, mengapa? Kenapa sekarang? Dan siapa di balik pembunuhan ini?"
Torner menduga bahwa orang-orang yang berkuasa bisa menjadi penyebab pembunuhan ini. Pernyataan Torner ini diperkuat oleh aktivis amal asal Kanada, Peter Ash. Di negara seperti Tanzania, yang merupakan negara termiskin nomor 25 di dunia, orang-orang yang berkuasa adalah politikus dan pengusaha kaya.
Ash mengatakan bahwa sudah sepuluh orang pelaku pemotongan dan penjualan bagian tubuh albino ditangkap. Namun para pelaku tidak pernah menyebutkan nama-nama pembeli anggota tubuh albino.
DAILY MAIL | WINONA AMANDA
Baca juga:
Dorong Ekspor, Menteri Gobel Andalkan Atase Dagang
Pengacara Budi Gunawan Kini Incar Penyidik KPK
Tangga Madrasah Roboh Timpa Tujuh Siswa
Pemerintah Kaji Kenaikan Elpiji 3 Kg