TEMPO.CO, Dodoma - Manusia albino di Tanzania diburu layaknya binatang dalam sebuah perdagangan yang diduga dipicu oleh orang-orang paling berkuasa di negara itu. Manusia albino di negara ini dianggap kutukan atau hantu.
Dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan kekayaan, warga Tanzania memotong bagian tubuh manusia albino dan menjualnya. Untuk satu bagian tubuh tertentu dihargai US$ 3.000 (sekitar Rp 37 juta) atau US$ 4.000 (sekitar Rp 49 juta). Untuk seluruh bagian tubuh dijual seharga US$ 75.000 (sekitar Rp 934 juta).
Akibatnya, banyak manusia albino di Tanzania yang hidup dengan bagian tubuh terpotong, atau sepenuhnya meninggal.
Albinisme, kondisi genetik yang disebabkan kekurangan pigmentasi kulit, rambut, dan mata, menyerang 1 dari 1.400 warga Tanzania. Kondisi ini juga sering disebabkan oleh perkawinan sedarah yang masih dilakukan di wilayah terpencil dan pedesaan di negara itu.
Menurut berita yang dikutip dari Daily Mail, sudah 74 orang albino tewas dan 59 orang albino dapat bertahan hidup dengan bagian tubuh yang terpotong. Bahkan, 16 kuburan telah dijarah.
Baca Juga:
Para dukun memburu dan memotong bagian tubuh kaum albino di Tanzania untuk dijadikan "ramuan pembawa keberuntungan." Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan, penambang emas di Tanzania memanfaatkan tulang kaum albino sebagai jimat yang dikubur saat mereka menambang emas. Para nelayan menganyam rambut para albino di jaring mereka dengan harapan mereka dapat menangkap lebih banyak ikan.
Baca juga:
Anak Raja Abdullah Ini Ungkap Kekejaman Ayahnya
Taiwan Akan Bangun Taman Rekreasi Bertema Seks
Ini Sebab Milisi Boko Haram Kuat, Brutal dan Kaya
Prancis Haramkan Bayi Diberi Nama Selai Kacang