TEMPO.CO, Aljir - Pejuang Jund al-Khilafa atau Tentara Kekhalifahan Aljazair dilaporkan telah mengeksekusi warga Prancis, Herve Gourdel, yang diculik di wilayah timur Aljazair pada Ahad, 21 September lalu. Hal ini telah dikonfirmasikan oleh Presiden Prancis Francois Hollande, yang menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan keji dan pengecut. (Baca: Bantu ISIS, Militan Aljazair Culik Warga Prancis)
Mengutip laporan BBC hari ini, Kamis, 25 September 2014, pembunuhan terhadap Herve Gourdel direkam dalam sebuah video yang diberi judul “Pesan Berdarah untuk Pemerintah Prancis”. Dalam video tersebut, terlihat anggota milisi Jund al-Khilafa memenggal leher Gourdel.
Pria berusia 55 tahun itu mengalami nasib seperti dua wartawan Amerika Serikat, James Folley dan Steven Sotloff, serta seorang pekerja Inggris, David Haines. Gourdel dibunuh setelah Prancis tidak memenuhi tuntutan Jund al-Khilafa, yakni angkat kaki dari Irak dan Suriah. Prancis berada di kedua negara itu untuk melawan milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Meski warganya telah menjadi korban, Prancis menegaskan tak akan gentar dalam menghentikan kekejaman ISIS. Hollande menambahkan, serangan udara Prancis atas sasaran-sasaran ISIS di Irak yang telah dimulai sejak pekan lalu akan terus dilanjutkan. (Baca: Warganya Diculik, Prancis Tak Gentar Hadapi ISIS)
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Sidang MU PBB ke-69 Dibuka
Tren Pengaturan Internet di Asia Mengkhawatirkan
Konferensi Perubahan Iklim, Janji dari Negara Kaya