TEMPO.CO, Edinburgh - Perdana Menteri Skotlandia Alex Salmond mengakui kekalahannya mengajak rakyat berpisah dari Britania Raya. “Kami tahu mayoritas mengatakan tidak. Ini kemenangan proses demokrasi,” ujarnya seperti dikutip dari Fox News, Jumat, 19 September 2014.
Referendum Skotlandia rampung hari ini. Hasilnya, 55 persen warga negeri rambut merah itu mau melanjutkan kebersamaan dengan Inggris yang sudah berlangsung 307 tahun. Hanya 45 persen yang memilih berpisah. (Baca: Ini Hasil Suara untuk Referendum Skotlandia)
PM Salmond dikenal sebagai sosok yang sudah lama berambisi menceraikan Skotlandia dari Britania Raya. Ia percaya diri setelah Partai Nasional Skotlandia (SNP) yang dipimpinnya menang besar pada pemilu parlemen 2011. Salmond menyebut Skotlandia selama ini berada dalam belenggu parlemen Britania Raya.
Menurut dia, Skotlandia bisa berdiri sendiri dengan modal kekayaan cadangan minyak dan gas Laut Utara, orisinalitas bangsa, dan tingkat pendidikan. Laut Utara masih memiliki cadangan 24 juta barel minyak yang masih bisa berproduksi 30-40 tahun mendatang. Pemerintah Skotlandia memperkirakan perolehan 50 juta euro pendapatan pajak pada 2018.
Adapun Perdana Menteri Inggris David Cameron lega dengan hasil referendum. “Seperti jutaan lainnya, saya lega. Saya akan patah hati melihat Kerajaan Inggris berakhir.”
BBC | FOX NEWS | ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
DPR AS Setuju Persenjatai Pemberontak Suriah
Inggris Telaah Video Penyekapan Jurnalis oleh ISIS
Warga Skotlandia Tunggu Hasil Pemungutan Suara
Ini Hasil Suara untuk Referendum Skotlandia
Frustasi, Pasien Ebola Cari Vaksin di Pasar Gelap