TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Gara-gara Brunei Darussalam akan menerapkan hukum syariat, sejumlah selebritas dunia ramai-ramai melakukan aksi boikot. Sebuah yayasan feminis yang berkantor di Amerika Serikat juga ikut serta dalam aksi tersebut.
Pemilik perusahaan raksasa kelompok Virgin asal Inggris, Richard Branson, berjanji melakukan boikot dengan tidak menginapkan karyawannya di hotel jaringan yang berkaitan dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah.
Baca juga:
"Tidak ada karyawan @Virgin ataupun keluarga kami yang akan menginap di Dorchester Collection sampai Sultan mematuhi hak asasi manusia," kata milyarder Inggris lewat akun Twitter-nya seperti dikutip New Straits Times, Senin, 5 April 2014.
Dorchester Collection merupakan jaringan hotel mewah di Inggris yang memiliki Hotel Beverly Hills di Los Angeles.
Sebelumnya, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah mengumumkan rencana menerapkan hukum syariat di negara itu pada Rabu pekan lalu.
Aksi boikot juga datang dari komedian Stephen Fry dan Ellen DeGeneres serta pembawa acara Sharon Osbourne.
Bahkan yayasan kelompok feminis Amerika Serikat, Feminist Majority Foundation, mengatakan pihaknya telah menghentikan acara penghargaan tahunan Global Women's Rights yang diadakan di Hotel Beverly Hills sebagai bentuk protes.
The Brunei Times mengutip pernyataan Sultan Brunei yang memerintahkan para pejabatnya untuk segera bertindak guna mengatasi kebingungan masyarakat atas rencana penerapan hukum syariat.
"Kita harus bertindak cepat. Apa saja yang salah harus diperbaiki," kata Sultan saat bertemu Dewan Agama Islam Brunei, Senin sore, 5 Mei 2014.
Ia meminta bawahannya segera membuat pernyataan pers untuk dikirim ke radio dan televisi. "Jika rakyat dibingungkan, maka akan dapat terjadi berbagai reaksi, marah, tidak puas, atau takut atau benci."
Sultan Brunei mengumumkan rencana penerapan hukum syariat di negara anggota ASEAN itu pada 30 April 2014.
THE NEW STRAITS TIME | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Kenapa Jumlah Anak-anak di Jepang Menurun?
Malaysia Sangkal Teroris 'MH370' Terkait Al-Qaidah
Kasus MH370, Tiongkok-Malaysia Semakin Erat