Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

TKW Dijual Polisi Abu Dhabi ke Muncikari

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
Tenaga Kerja Wanita/TEMPO/ Fransiskus S
Tenaga Kerja Wanita/TEMPO/ Fransiskus S
Iklan

TEMPO.CO, Abu Dhabi - Tiga polisi Abu Dhabi muncul dalam sebuah persidangan di pengadilan setelah dituduh menjual perempuan yang ditahan karena penyalahgunaan visa kepada muncikari. Koran lokal Abu Dhabi memberitakan satu orang dari keempat wanita itu diketahui berkebangsaan Indonesia.

Dalam persidangan itu, salah satu polisi mengaku menerima sekitar US$ 8.600 sebagai imbalan atas tindakannya. Sedangkan dua polisi lain, laki-laki dan perempuan, dituduh memalsukan dokumen untuk menyembunyikan bukti-bukti yang menunjukkan keterlibatan polisi dalam skema prostitusi itu.

Selain ketiga polisi ini, delapan orang lainnya juga diadili dengan dakwaan sama. "Korupsi terjadi di setiap negara di dunia. Kami ingin menunjukkan bahwa kami akan menghadapinya dengan cara yang adil , jujur, dan terbuka," kata seorang sumber dari Departemen Kehakiman Uni Emirat Arab, seperti dikutip 7 Days Abu Dhabi.

Menurut surat kabar ini, kejadian ini bermula dari penahanan terhadap keempat wanita tersebut. Seorang polisi menghentikan sejumlah wanita di jalan dan meminta mereka menunjukkan identitas. Wanita yang izin tinggalnya sudah kedaluwarsa kemudian dibawa ke pos polisi Al-Shahama. Di sana, polisi kemudian mengatakan bahwa ada solusi, yang ternyata adalah menjual mereka ke germo asal Bangladesh.

Keempat korban muncul di hadapan Pengadilan Kriminal Abu Dhabi pada Ahad kemarin dan membenarkan bahwa mereka telah dipekerjakan dalam industri prostitusi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

AL ARABIYA | TRIP B

Berita Lain
Begini Risma Berseloroh Soal Pertemuan dengan Mega 
Curhat Pembantu: Bu Jenderal Galak, Suka Jambak 
Ujian, Tandem Evan Dimas Absen di Timnas U-19 
Ruhut: Bhatoegana Bohong, 12 Tahun Penjara!
Pembunuh Sisca Yofie Bergeming meski Diancam Hukuman Mati  


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Berperan dalam Sinetron Anti-ISIS, Aktris Kuwait Diancam Dibunuh  

2 Juni 2017

Sinetron Black Rows yang banyak bercerita tentang kehidupan wanita dan anak-anak di bawah otoritas simpatisan ISIS tersebut, merupakan drama televisi pertama yang menampilkan adegan pembunuhan massal dan pemerkosaan. MBC Group/Handout via REUTERS
Berperan dalam Sinetron Anti-ISIS, Aktris Kuwait Diancam Dibunuh  

Aktris asal Kuwait, Mona Shaddad, mengaku menerima ancaman pembunuhan dari ISIS setelah berperan dalam Black Crows, sinteron anti-ISIS


Uni Emirat Arab Beli 160 Rudal Amerika Seharga Rp 26,6 Triliun

12 Mei 2017

Rudal Patriot merupakan sistem pertahanan udara jarak jauh segala cuaca dan telah terbukti keampuhannya dalam perang Irak, pada 2003. Patriot menggunakan radar AN/MPQ-53 yang dapat mendetkesi hingga 100 km. Radar ini sanggup mendeteksi 100 target yang berbeda dan  mengendalikan sembilan rudal secara bersamaan.raytheon.com
Uni Emirat Arab Beli 160 Rudal Amerika Seharga Rp 26,6 Triliun

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui penjualan 160 rudal kepada Uni Emirat Arab dengan nilai sekitar Rp 26,6 triliun.


Delapan Putri Uni Emirat Arab Dijerat Kasus Perdagangan Manusia  

12 Mei 2017

Anggota Al Nahyan dari Uni Emirat Arab saat tinggal di Hotel Conrad, di Brussels. AFP
Delapan Putri Uni Emirat Arab Dijerat Kasus Perdagangan Manusia  

Pelayan melaporkan delapan putri kerajaan Uni Emirat Arab ke polisi Belgia atas perlakuan tidak manusiawi dan terlibat perdagangan manusia.


Dubai Merayakan Hari Migrasi Burung Sedunia

11 Mei 2017

Seorang peserta lomba adu cepat Falcon melepas burung Falconnya dalam sesi latihan untuk menangkap burung Merpati yang diikat di sebuah pesawat Remote Controle sebagai umpannya di Dubai, Uni Emirat Arab, (14/11). AP Photo/Kamran Jebreili
Dubai Merayakan Hari Migrasi Burung Sedunia

Burung dianggap memainkan peran penting untuk kesinambungan pembangunan di Dubai.


Etihad Airways Tuai Pujian Karena Menolong Lansia Bertemu Cucunya

17 April 2017

gvpedia.com
Etihad Airways Tuai Pujian Karena Menolong Lansia Bertemu Cucunya

Pilot Etihad Airways bersedia memutar balik pesawatnya demi menurunkan pasangan lanjut usia agar dapar bertemu cucunya yang tengah sekarat.


Menjual Bayi, TKW Indonesia Dipenjara di Dubai

25 Maret 2017

Ilustrasi bayi baru lahir. shutterstock.com
Menjual Bayi, TKW Indonesia Dipenjara di Dubai

Dia memiliki bayi menyusul hubungan gelapnya dengan pria Pakistan di Abu Dhabi.


Setelah Blue Moon, Gadis Emirat Ini Terbitkan Novel Keduanya  

25 Maret 2017

Aisha Al Naqb. gulfnews.com
Setelah Blue Moon, Gadis Emirat Ini Terbitkan Novel Keduanya  

Menurutnya, novel itu untuk mengubah persepsi dunia tentang
perempuan Arab.


2 Pramugari Dihukum Gara-gara Motret Rekannya Tidur  

5 Maret 2017

Ilustrasi pria tertidur di pesawat. Shutterstock
2 Pramugari Dihukum Gara-gara Motret Rekannya Tidur  

Di depan hakim, kedua pramugari itu menolak segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya.


Emirat Arab Tak Pusing Soal Pelarangan Donald Trump

1 Februari 2017

Sejumlah pengunjuk rasa Muslim menggelar salat berjamaah di dalam Bandara Internasional Dallas/Fort Worth di Texas, 29 Januari 2017. Donald Trump membuat kebijakan dengan melarang warga dari 7 negara dengan mayoritas penduduk Muslim masuk ke wilayah AS termasuk para pengungsi. REUTERS
Emirat Arab Tak Pusing Soal Pelarangan Donald Trump

Keputusan tersebut adalah masalah internal dan hak kedaulatan AS.


Pasca-Serangan Mematikan, UEA Larang Warganya ke Turki

4 Januari 2017

Sejumlah polisi berjaga di lokasi serangan penembakan di klub malam Reina Club saat malam pergantian tahun di Istanbul, Turki, 1 Januari 2017. Saksi mata mengatakan bahwa salah seorang pelaku serangan tersebut mengenakan kostum sinterklas. Depo Photos via AP
Pasca-Serangan Mematikan, UEA Larang Warganya ke Turki

Kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.