TEMPO.CO, Ulan Bator – Wajah tampan plus kulit putih dan perawakan besar membuat warga Amerika itu terlihat lebih menarik di mata wanita Asia. Pandangan inilah yang membantu Patrick Earl Maanao, sang pria tampan, menjalani bisnis perdagangan manusia dengan begitu mudah di Mongolia.
Dilaporkan laman Xinhua, Manaao diduga kuat berusaha memikat hati wanita dan remaja Mongolia hingga akhirnya membawa mereka ke dalam bisnis perdagangan manusia. Para korban Manaao akan dikirim ke suatu tempat prostitusi di Saipan, kepulauan milik AS yang berada di kawasan barat Samudera Pasifik.
Manaao ditangkap polisi di rumahnya. Dalam penggerebekan itu, polisi menemukan sebelas foto telanjang dan dokumen wanita Mongolia yang siap dijual Manaao ke sebuah wilayah prostitusi di Saipan.
Wanita dengan rentang usia 20-24 tahun itu akan dipekerjakan di klub malam dan sejumlah tempat karaoke sebagai penari telanjang dan pelayan.
Manaao telah tinggal di Mongolia sejak 2008. Ia menikah dengan wanita Mongolia dan dikarunia dua anak perempuan. Sang istri diduga terlibat dalam kejahatan ini. Ia diduga membantu Manaao dengan cara mengidentifikasi korban dan menyiapkan perjalanan mereka.
Baca Juga:
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Berita Lainnya:
Lantaran Snowden, Kepala Intel Inggris Diganti
NSA Manfaatkan Game Angry Birds untuk Curi Data?
Komisi Penyelidikan Internet Diumumkan di Davos
57 Persen Warga Muda Amerika Dukung Snowden
Intel Lapangan Amerika Serikat Ingin Snowden Mati