Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rakyat Mongolia Urun Uang dan Kuda Buat Bayar Utang Negara

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Presiden Mongolia Elbegdorj Tsakhia (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri kedua), disambut tentara kehormatan di Genghis Khan Square, yang diambil dari nama pendiri Kekaisaran Mongol di abad ke-13, dalam upacara penyambutan di Ulan Bator, Mongolia, 3 September 2014 (AP Photo)
Presiden Mongolia Elbegdorj Tsakhia (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri kedua), disambut tentara kehormatan di Genghis Khan Square, yang diambil dari nama pendiri Kekaisaran Mongol di abad ke-13, dalam upacara penyambutan di Ulan Bator, Mongolia, 3 September 2014 (AP Photo)
Iklan

TEMPO.CO, Ulan Bator - Rakyat Mongolia menyumbangkan uang tunai, perhiasan, emas dan bahkan kuda-kuda mereka untuk membayar utang negara yang jatuh tempo pada Maret mendatang.  Kampanye tersebut dilancarkan ekonom sekaligus anggota Parlemen Mongolia, B. Osorgarav sejak pekan lalu.  “Dia menyatakan sumbangan telah diawali seorang anak berusia delapan tahun yang menyumbang 1.000 tugrik (sekitar Rp 5.500),” tulis situs berita Mongolia, UB Post, 2 Februari 2017.

Pemerintah Mongolia harus membayar tagihan obligasi Bank Pembangunan Mongolia sebesar US$ 580 juta (sekitar Rp 7,7 triliun), Maret mendatang. Namun, pemerintah tidak punya uang.  Bank Pembangunan Asia memperkirakan pertumbuhan negara itu pada 2017,  maksimal hanya bakal mencapai 1,7 persen.

Osorgarav sendiri juga merogoh koceknya sebesar  10 juta tugrik (sekitar Rp 54 juta),  memberikan sepuluh kuda dan mencopot sebuah cincin emas yang dia kenakan saat konferensi pers 30 Januari 2017 lalu. Dia menyarankan agar jumlah sumbangan minimal dinaikkan sesuai dengan usia. 

Misalnya, anak berumur sembilantahun menyumbangkan sembilan ribu tugrik (sekitar Rp 49 ribu), sedangkan 30 tahun menyumbang 22 ribu (sekitar Rp 119 ribu).  Harapannya dengan cara itu bakal terkumpul dana 425 miliar tugrik (sekitar Rp 2,3 triliun).

Negeri itu tengah terpuruk dalam krisis ekonomi akibat jatuhnya investasi asing, melambatnya pertumbuhan Cina dan melemahnya harga komoditas. Nilai mata uang  Mongolia, tugrik, merosot hampir seperempat dari nilainya tahun lalu.

Rakyat Mongolia juga terpukul oleh naiknya harga pangan dan bahan bakar, serta musim dingin yang buruk sehingga mengancam ternak-ternaknya. Namun kampanye  Osorgarav berhasil mengetuk hati banyak orang.  Meskipun tak sedikit pula yang mengkritiknya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perdana Menteri Mongolia Jargaltulga Erdenebat mengatakan dia tidak meminta rakyat untuk menyumbang uang tunai serta barang berharga lainnya. Tapi pemerintah tidak akan menolak bantuan tambahan. "Pemerintah tidak dapat melarang kampanye yang dijalankan rakyat," kata dia.

Ernedebat mengaku sudah menemukan solusi untuk pembayaran obligasi Maret mendatang. Sehingga donasi sukarela dari rakyat akan digunakan ke sektor-sektor lain seperti kesehatan, pendidikan dan mengurangi asap serta untuk infrastruktur publik.

Pengumpulan dana masyarakat untuk membayar utang pemerintah juga pernah dilakukan Korea Selatan pada krisis ekonomi 1997 dan 1998.

UB POST | REUTERS | FOREIGN POLICY | NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Profil Genghis Khan, Penguasa Mongolia Yang Miliki Jutaan Keturunan Hingga Saat Ini

19 Agustus 2022

Presiden Mongolia Elbegdorj Tsakhia (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri kedua), disambut tentara kehormatan di Genghis Khan Square, yang diambil dari nama pendiri Kekaisaran Mongol di abad ke-13, dalam upacara penyambutan di Ulan Bator, Mongolia, 3 September 2014 (AP Photo)
Profil Genghis Khan, Penguasa Mongolia Yang Miliki Jutaan Keturunan Hingga Saat Ini

Genghis Khan dikenal sebagai salah satu penguasa kekaisaran Mongolia tersukses. Berikut profil dan fakta uniknya.


Karateka Ini Jadi Presiden Mongolia  

9 Juli 2017

Khaltmaa Battulga, kandidat presiden Mongolia. REUTERS/B. Rentsendorj
Karateka Ini Jadi Presiden Mongolia  

Dia menang satu putaran mengalahkan ketua parlemen.


Agus Yudhoyono Bicara Perdamaian di Mongolia

10 Juni 2017

Agus Harimurti Yudhoyono bersama istrinya, Annisa Pohan, menggunakan hak pilihnya di TPS 6 Taman Cibeber, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dalam pilkada DKI Jakarta putaran kedua, Rabu, 19 April 2017. Tempo/Maya Ayu
Agus Yudhoyono Bicara Perdamaian di Mongolia

Agus Yudhoyono bicara tentang perdamaian di forum Junior Chamber International Asia Pacific di Mongolia.


Cina Dukung Mongolia Bergabung di APEC  

9 November 2014

Olympic Park diterangi gemerlap lampu untuk persiapan konferensi Ekonomi APEC, di Beijing, Cina, 30 Oktober 2014. Beijing Olympic Park telah selesai didekorasi dan bersiap-siap untuk pertemuan konferensi Kerjasama Ekonomi Asia-Pacific Economic (APEC) pada Kamis, 6 November. ChinaFotoPress/Getty Images
Cina Dukung Mongolia Bergabung di APEC  

Presiden Mongolia telah menemui Xi sebanyak lima kali sepanjang tahun ini.


Perdagangkan Wanita Mongolia, Pria AS Ditahan  

30 Januari 2014

Kampanye anti perdagangan manusia. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Perdagangkan Wanita Mongolia, Pria AS Ditahan  

Wanita Mongolia akan dikirim ke tempat prostitusi di Saipan, Pasifik Barat.


Indonesia Mendukung Mongolia Menjadi Anggota APEC  

5 Oktober 2013

Menteri Perdagangan dan Investasi Australia Andrew Robb (tengah) berfoto bersama Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dan Menteri Perdagangan Indonesia Gita Wirjawan saat pertemuan para menteri KTT APEC XXI 2013 di Nusa Dua, Bali (4/10). (TEMPO/Johannes P. Christo)
Indonesia Mendukung Mongolia Menjadi Anggota APEC  

Mongolia juga berencana membuka Kedutaan Besar di Jakarta.


Bekas Presiden Mongolia Dibui karena Korupsi

3 Agustus 2012

Nambar Enkhbayar. bloomberg.com
Bekas Presiden Mongolia Dibui karena Korupsi

Tiga tahun lebih ringan dari tuntutan jaksa.


Asashoryu, Pesumo yang Ingin Menjadi Presiden Mongolia

26 Januari 2009

afp| kayuhiro nogi
Asashoryu, Pesumo yang Ingin Menjadi Presiden Mongolia

Asashoryu, yang berusia 28 tahun, mengatakan rencananya di berkarir di olah raga Sumo sampai usianya menginjak 30 tahun. Selanjutnya, dia akan ikut dalam pemilihan Presiden Mongolia pada tahun 2012.