TEMPO.CO, London - Winnie Madikizela-Mandela merasa sangat beruntung bisa mendampingi mantan suami, Nelson Mandela, di saat-saat terakhir hidupnya. Dia mengisahkan momen terakhir bersama mantan suaminya.
Dalam wawancara dengan ITN, Kamis, 12 Desember 2013, Madikizela menceritakan dia mendapat panggilan telepon pada Kamis lalu tentang kondisi Mandela. Dia lantas menghubungi dokter yang merawat Mandela. “Tidak Mama, sebaiknya Anda menengoknya,” ujar Madikizela menirukan perkataan dokter Mandela. Dia segera sadar bahwa masalah serius sedang terjadi.
Sesampainya di rumah Mandela, dia pun segera menuju kamar mantan suaminya itu di lantai atas. Beberapa dokter berada tak jauh dari mantan pemimpin Afrika Selatan itu. Tetapi mereka tidak bicara sepatah kata pun.
Madikizela menunggui Mandela di sisinya hingga tiga setengah jam sambil terus melihat ke sebuah mesin. Yang membuat Madikizela terkejut, rupanya para dokter sudah mematikan mesin dialisis, hanya ada alat bantu yang mendeteksi denyut jantung dan tekanan darah. “Ketika sampai di sana, detak jantungnya sekitar 67 dan tekanan darahnya 55, tapi angka itu perlahan-lahan terus menurun,” ujarnya.
Dia memegang tangan Mandela. Tangan itu dingin. Napas penerima Nobel Perdamaian ini pun sangat pelan. Tak lama kemudian Mandela mengembuskan napas terakhir. “Dia telah tiada.”
Detik-detik terakhir Mandela ini terasa menyakitkan bagi Madikizela. Dia tidak bisa menggambarkan kesedihannya. Menurut dia, meski Mandela telah banyak melakukan banyak hal, ada banyak masalah pula yang belum selesai.
Setelah memastikan kematian Mandela, para dokter merapikan jenazahnya. Tak lama kemudian Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, tiba untuk melakukan penghormatan. Selanjutnya, dilakukanlah segala sesuatu yang diperlukan dan upacara resmi dilaksanakan untuk pria yang mempunyai nama kecil Rolihlahla itu.
Bagi Madikizela, sangat menyakitkan melihat jasad mantan suaminya terbaring sebelum dimakamkan. Menurut tradisi mereka, jenazah tidak diperlihatkan sebelum pemakaman. Namun dia dan keluarga tak bisa menampik, meski hati mereka sangat berat. Mereka juga harus berbagi dengan rakyat Afrika dan seluruh dunia.
Madikizela dan Mandela menikah pada 1959, dan berpisah pada 1992 --dua tahun setelah Mandela dibebaskan dari penjara yang mengurungnya selama 27 tahun. Mandela dipenjara karena menentang politik apartheid.
TELEGRAPH|FOXNEWS|DIAN YULIASTUTI