TEMPO.CO, Jakarta - Nelson Mandela telah mangkat. Hidupnya yang panjang melukiskan perjuangan, kesabaran, dan kekuatan memaafkan. Banyak yang terkesan oleh kekuatannya memaafkan musuh dan lawan-lawannya. Seperti pemimpin besar lainnya, dia besar bukan dari rahim ketenangan, namun dari rahim gejolak penuh tiupan badai. Ibarat layang-layang, makin dihantam angin, makin tinggi mereka. Berikut ini lima pemimpin yang dianggap mengubah dunia menurut situs LiveScience:
5. Nelson Mandela (1918-2013)
Mandela adalah seorang revolusioner antiapartheid, yang kemudian menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan 1994-1999. Mandela memimpin perjuangan Afrika Selatan melawan segregasi dan apartheid. Pada 1961, Mandela mendirikan Umkhonto we Sizwe, sayap militan dari Kongres Nasional Afrika, yang menentang sistem pemerintah Afrika Selatan segregasi rasial. Ia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Namun, pada 1990, ia dibebaskan setelah kampanye internasional berhasil melobi untuk kebebasannya. Selama hidupnya, Mandela menerima lebih dari 250 penghargaan, termasuk Nobel Perdamaian pada 1993. Mandela meninggal pada usia 95, Kamis, 5 Desember 2013.
4. Mahatma Gandhi (1869-1948)
Mohandas Karamchand Gandhi memimpin perjuangan nasionalisme India melawan penjajahan Inggris pada 1920. Perjuangan tanpa kekerasan mengilhami gerakan serupa dalam mendukung hak dan kebebasan di seluruh dunia. Dia dijuluki Mahatma, yang berarti terhormat atau jiwa yang agung dalam bahasa Sansekerta. Gandhi dibunuh pada 30 Januari 1948 pada usia 78. Ulang tahunnya, 2 Oktober, diperingati sebagai hari libur nasional di India dan dirayakan di seluruh dunia sebagai Hari Internasional Tanpa Kekerasan .
3. Martin Luther King Jr (1929-1968)
Martin Luther King Jr adalah seorang aktivis Amerika dan kemanusiaan yang menjadi pemimpin Gerakan Hak Sipil Afro-Amerika. Mirip dengan Gandhi, King dikenal berjuang memajukan hak-hak sipil kulit hitam melalui pembangkangan sipil tanpa kekerasan. King ambil bagian dalam gerakan protes Montgomery Bus 1955. Aksi kampanye politik dan sosial ini menentang sistem angkutan umum yang mendiskriminasi ras di Montgomery, Alabama. King juga mengatur march di Washington pada 1963. Pidatonya berjudul I Have a Dream dikenang hingga kini. King tewas dibunuh pada 4 April 1968 di Memphis, Tennese.
Sebelum kematiannya, King menerima Hadiah Nobel Perdamaian 1964. Dia juga menerima penghargaan Presidential Medal of Freedom dan Medali Emas Kongres Anumerta. Pada 1986, hari lahirnya dijadikan hari libur federal di Amerika Serikat .
2. Bunda Teresa (1910-1997)
Bunda Teresa adalah seorang biarawati Katolik Roma kelahiran Albania. Pada 1950, ia mendirikan Misionaris Cinta Kasih di Calcutta, India, sebuah kongregasi religius yang saat ini aktif di lebih dari 130 negara. Dalam karyanya dengan Misionaris Cinta Kasih, Bunda Teresa merawat orang miskin, sakit, yatim-piatu, dan mereka yang sekarat .
Misionaris Cinta Kasih secara bertahap berkembang di luar India. Pada 2012, lebih dari 4.500 suster beroperasi di 133 negara. Mereka menjalankan rumah sakit dan rumah bagi orang-orang dengan HIV, kust dan TBC, dapur umum, anak-anak dan program konseling keluarga, panti asuhan, serta sekolah. Bunda Teresa dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada 1979. Dia meninggal 5 September 1997 pada usia 87. Pada 2003, ia dibeatifikasi (ditetapkan sebagai orang suci) oleh Paus Yohanes Paulus II dan diberi gelar Beata Teresa dari Calcutta
1. Abraham Lincoln (1809-1865)
Abraham Lincoln adalah Presiden ke-16 Amerika Serikat. Di bawah kepemimpinannya, Amerika berhasil melalui Perang Sipil karena isu perbudakan selama 1861-1865.
Pidatonya yang berjudul Lincoln Gettysburg Address, yang disampaikan pada 19 November 1863, adalah salah satu pidato paling terkenal dalam sejarah Amerika. Di dalamnya, Lincoln menggemakan prinsip-prinsip kesetaraan manusia dari Deklarasi Kemerdekaan. Upaya Lincoln untuk menghapuskan perbudakan memuncak dalam Proklamasi Emansipasi, yang diterbitkan pada 1 Januari 1863. Mengukur dan mendorong Senat untuk meloloskan Amandemen Ketigabelas Konstitusi Amerika Serikat, yang secara permanen melarang perbudakan. Lincoln tewas dibunuh di Teater Ford di Washington DC pada 14 April 1865. Ia meninggal pada usia 56.
NUR ROCHMI
Berita Lain:
Kerusuhan Pecah di Little India Singapura
Ini yang Membuat Mandela Kagum pada Fidel Castro
Alasan Obama Ogah Pakai iPhone
Kronologi Kerusuhan di Little India, Singapura
Kerusuhan Pertama dalam Sejarah Singapura