TEMPO.CO , KAIRO: Militer Mesir mulai bertindak keras terhadap aksi pendukung Presiden Mesir terguling, Muhammad Mursi. Mereka membubarkan paksa aksi pro-Mursi di beberapa lokasi. Setidaknya 136 orang dilaporkan tewas dan ratusan orang terluka.
Bentrokan sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi terjadi di beberapa titik di Ibu Kota Kairo, misalnya di bundaran Masjid Rabaah al-Adawiyah, Nasr City, Kairo, Jembatan 6 Oktober yang berjarak satu kilometer, serta bundaran Nahda di dekat Universitas Kairo di Gina.
Di lapangan Rabaah, militer merangsek ke arah pendukung Mursi yang melakukan aksi duduk menjelang salat subuh. Kantor berita Reuters menyebutkan lebih dari 30 orang tewas, Al-Jazeera menulis angka 75 orang, sedangkan Guardian, Dailymail, dan BBC menulis 136 orang tewas. Adapun televisi pemerintah, mengutip pernyataan kementerian kesehatan, menyebutkan hanya 21 orang tewas.
“Mereka tidak menembak untuk melumpuhkan, mereka menembak untuk membunuh,” kata juru bicara Al-Ikhwan al-Muslimun, kelompok utama pendukung Mursi, Gehad El Hadad. Ibtisam Zein, pejabat Al-Ikhwan lainnya, mengatakan sebagian besar korban tewas dengan luka tembak di kepala.
Pendukung Mursi terus menggelar aksi sejak penggulingan Mursi pada 3 Juli lalu. Mereka menilai pelengseran ini sebagai kudeta dan tidak sah. Mereka menuntut agar presiden yang terpilih dalam pemilu 2012 itu dikembalikan ke posisinya. Namun Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Abdel Fatteh al-Sisi memperingatkan bahwa aksi di Kairo yang dilakukan loyalis Mursi akan dibubarkan paksa.
Bentrokan ini pecah beberapa jam setelah pemerintah secara resmi menahan Mursi selama 15 hari. Jaksa menyelidiki tuduhan ia bersekongkol dengan kelompok Palestina, Hamas, dalam pelarian dari penjara bersamaan dengan aksi menurunkan Husni Mubarak pada 2011. Jika dinyatakan bersalah, Mursi bisa dijerat dengan pasal pengkhianatan terhadap negara.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengatakan prihatin atas kekerasan yang terjadi. “Saya mengimbau otoritas Mesir untuk menghormati protes damai dan menempuh jalan negosiasi,” katanya. “Kehilangan nyawa adalah kerugian bagi Mesir.”
REUTER | AL-JAZEERA | RAJU FEBRIAN
Baca juga:
Empat Alasan Presiden Mesir Digulingkan
Hari-hari Terakhir Presiden Mesir Muhammad Mursi
Krisis Mesir, 42 Pendukung Morsi Tewas Ditembak