TEMPO.CO, Praha - Perdana Menteri Ceko, Petr Necas, dipaksa mengundurkan diri karena terbukti memberikan gratifikasi, rasuah, dan skandal mata-mata yang melibatkan pembantu dekatnya. (Baca: Terlibat Suap, PM Republik Cek Necas Mundur)
Di bawah konsitutsi Ceko, seluruh pemerintahannya yang sekarang dia pimpin harus dibubarkan. Hal ini menimbulkan politik dagang sapi antara koalisi pemerintah, oposisi, dan presiden yang akan menggantikan kedudukannya.
Necas mengundurkan diri pada Ahad, 16 Juni 2013, beberapa hari setelah jaksa menuduh kepala kantor pemerintahannya, Jana Nagyova, telah menyogok sejumlah anggota parlemen dan memerintahkan dinas rahasia memata-matai masyarakat.
Menurut pengacara Necas, kasus ini merupakan masalah pribadi perdana menteri yang menjadi salah satu target pengawasan. Dalam keterangangannya kepada media, Necas tidak mengetahui bahwa dirinya menjadi target pengawasan.
"Saya akan mengundurkan diri besok," kata Necas pada acara jumpa pers, Sabtu, 15 Juni 2013, usai bertemu dengan pejabat Partai Demokratik Civic dan sejumlah pemimpin partai politik yang terlibat dalam koalisi pemerintahannya.
Dia katakan, partainya, Partai Demokratik Civic, akan segera membentuk pemerintahan baru yang dipimpin oleh orang berbeda, hingga pemilihan umum pada tahun depan.
Pada dua dekade lalu, pembangkang Ceko Vaclav Havel, memimpin sebuah "Revolusi Velvet" yang berhasil menumbangkan penguasa komunis dan menembalikan negara itu menjadi sebuah mercusuar kebebasan. Namun beberapa tahun kemudian, Republik Ceko terperosok ke dalam jurang rasuah.
Necas dan anggota pemerintahannya akan menunjuk pejbat sementara hingga terbentuknya pemerintahan baru. Presiden Milos Zeman kemungkinan besar akan menduduki posisi tersebut hingga pemilihan umum tahun depan sesuai dengan keputusan parlemen.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Topik terhangat:
Rusuh KJRI Jeddah | Koalisi dan PKS | Perbudakan Buruh
Berita lainnya:
Edisi Khusus HUT Jakarta
Dosen UI Pengkritik Korupsi Jadi Tersangka
Aktris Ully Artha Meninggal Dunia
Alasan Jakarta Semakin Macet