TEMPO.CO, Bamako - Militer Mali merebut kembali Kota Konna setelah pemberontak Islam melarikan diri, demikian keterangan sumber militer dan warga setempat di kota strategis itu, Jumat, 18 Januari 2013.
Prancis mulai melakukan intervensi militer ke Mali pekan lalu karena pemberontak telah menguasai kota di sebelah utara negara. Namun, pejabat-pejabat Prancis menolak klaim yang menyebutkan pasukan Mali berhasil menguasai kembali Konna.
Baca Juga:
Sementara itu, lembaga pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan, pertempuran di Mali menimbulkan pengungsian besar-besaran. Sebanyak 700.000 warga telah meninggalkan rumah mereka.
Kantor berita Reuters melaporkan, 150.000 orang bersiap-siap menuju negara tetangga Mali. Mengutip keterangan pejabat UNHCR, Reuters menulis, 400.000 warga segera meninggalkan Mali, sedangkan 300.000 lainnya kehilangan tempat tinggal.
Selain Prancis, pasukan dari negara-negara Afrika mulai berdatangan ke Mali. Sebanyak 100 pasukan nampak mendarat di ibu kota Bamako, Kamis petang waktu setempat, 17 Januari 2013. Negara Afrika yang turut mengirimkan pasukan ke Mali antara lain, Togo, Nigeria, dan Chad. Mereka akan segera bergabung dengan pasukan Prancis dan Mali untuk memerangi pasukan bersenjata kelompok Islam yang menguasai daerah utara. Nigeria menyiapkan 1.200 pasukan.
Seorang jurnalis yang bertugas di Bamako, Kodji Siby, mengatakan kepada BBC, warga di Konna, terletak di sekitar 550 kilometer utara Bamako, menerangkan, pemberontak Islam meninggalkan kota ketika pasukan Mali datang. "Kami telah merebut keseluruhan Kota Konna setelah menimbulkan kerugian besar di pihak musuh," kata seorang anggota militer Mali kepada kantor berita AFP.
BBC | CHOIRUL