TEMPO.CO, Bamako - Perdana Menteri Mali, Cheick Modibo Diarra, ditahan pasukan keamanan karena mencoba meninggalkan negara. Demikian sumber-sumber keamanan mengatakan kepada media, Senin, 10 Desember 2012.
"Beliau ingin meninggalkan negara setelah menghadapi berbagai masalah," ujar Bakary Mariko, juru bicara militer yang menguasai negara dalam aksi kudeta Maret 2012.
Baca Juga:
Salah seorang anggota rombongan Diarra yang akan meninggalkan negara mengatakan kepada kantor berita AFP, beliau ditahan oleh sekitar 20 tentara dari Kati. Kati adalah sebuah barak militer yang terletak di luar Bamako sekaligus markas besar bekas pemimpin kudeta, Kapten Sanogo.
"Mereka mengatakan Kapten Sanogo mengirimkannya untuk menahan beliau," katanya, mengacu kepada pemimpin kudeta Maret 2012.
Sumber, yang menyaksikan peristiwa penahanan, mengatakan, "Sejumlah tentara mendobrak pintu kediaman perdana menteri dan membawanya pergi dengan paksa."
Selama beberapa pekan, terjadi ketegangan antara militer yang memimpin kudeta Mali, Maret 2012, dan Diarra, perdana menteri yang mereka tunjuk ketika mereka meminta menyerahkan kekuasaan ke pemerintahan transisi.
Pekan lalu, Diarra mengorganisasi unjuk rasa yang meminta adanya resolusi PBB berisi permintaan intervensi militer guna mengambil alih kembali kawasan di utara Mali dari kelompok militer.
Diarra, seorang ahli fisika yang pernah bekerja di lembaga antariksa milik Amerika Serikat, NASA, dan Microsoft Afrika, telah merencanakan meninggalkan negara menuju Paris dengan alasan untuk memeriksakan kesehatan. Namun, rencana tersebut dibatalkan setelah dia tahu bahwa barang bawaannya tidak diangkut ke pesawat untuk tujuan Prancis.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita terpopuler lainnya:
Di Malaysia, Habibie Dianggap Pengkhianat Bangsa
Habibie Pengkhianat Bangsa, Ini Tulisan Lengkapnya
Bupati Aceng ''Ditawari'' Wanita-wanita Ini
Disebut Pengkhianat Bangsa, Habibie Center Santai
SBY Marah, Alex Noerdin di Amerika Serikat
Partai Demokrat Digerogoti Anak Kos