TEMPO.CO, New Delhi - Lebih dari 100 ribu warga negara bagian Andhra Pradesh, India, terpaksa mengungsi setelah rumah mereka direndam banjir akibat hujan deras.
Selain menimbulkan pengungsian besar-besaran, musibah banjir juga menyebabkan 25 orang meninggal dunia dan lebih-kurang 1.500 rumah hancur.
Tim penyelamat berusaha keras menyelamatkan para korban. Dalam siaran persnya, angkatan laut India mengatakan, untuk menyelamatkan para korban banjir, mereka telah mengirimkan 2.000 pasukan.
Banjir yang melanda Andhra Pradesh ini dipicu oleh badai Siklon yang menghantam negara bagian ini sejak pekan lalu. Siklon Nilam sempat menghantam negara bagian dan negeri tetangga, Tamil Nadu, disertai tiupan angin berkecepatan 100 kilometer per jam. Siklon ini juga menyebabkan 10 orang tewas, termasuk karyawan perusahaan pengeboran minyak yang sedang melakukan tugasnya di dekat Chennai (Madras).
Hujan lebat yang turun dari langit itu menyebabkan kehidupan masyarakat terganggu, merusak rel kereta api, dan jalan raya di enam distrik di kawasan pantai Andhra Pradesh. Area persawahan juga hancur. Distrik Visakhapatnam di sebelah timur dan barat Godavari, Krishna, Guntur, serta Khammam, adalah beberapa daerah yang paling parah akibat diterjang banjir.
Hampir semua korban tewas akibat tenggelam dalam air. Menurut keterangan pejabat senior di Andhra Pradesh, T. Radha, kepada Associated Press, hujan lebat ini merupakan peristiwa terburuk sejak 40 tahun terakhir. Dia katakan, 95 ribu orang terpaksa mengungsi ke tempat-tempat aman di tiga distrik.
"Perdana Menteri India Manmohan Singh meminta menteri kepala negara bagian, Kiran Kumar Reddy, dan pejabat federal untuk segera mengatasi permasalahan yang ditimbulkan banjir," demikian pernyataan kantor Perdana Menteri kepada pers.
BBC | CHOIRUL