TEMPO.CO, Port-au-Prince - Badai sandy di New York disebut-sebut yang terbesar. Namun, justru di Kepulauan Karibia, tepatnya Haiti, yang menanggung dampak paling parah. Menurut kantor berita Associated Press, angka kematian terus bertambah, sementara jumlah kerugian belum bisa dihitung.
Menurut Marie Alta Jean-Baptiste, direktur Biro Perlindungan Sipil Haiti, hingga hari ini jumlah kematian akibat badai mencapai 54 orang. Sedang jumlah kematian di seluruh kepulauan Karibia sebanyak 71 orang.
Jean-Baptiste menyatakan, korban terakhir ditemukan tewas tertimbun longsoran lumpur dan seorang lagi terhanyut. Dampak paling parah badai ini dijumpai di kota Port-au-Prince. Hingga kini, sebagian besar warga masih tinggal di tenda-tenda pengungsian di lokasi yang sama untuk menampung korban gempa besar tahun 2010.
Badai Sandy datang disertai hujan lebat. Curah hujan mencapai 500 mm dalam waktu 24 jam. Presiden Michel Martelly menyatakan negaranya dalam kondisi darurat.
Di Bahama, kerugian akibat Badai Sandy diramal mencapai hingga US$ 300 juta. Menurut Caribbean Catastrophe Risk Insurance Facility, 16 pemerintahan terdampak badai ini, lebih besar dari dampak yang ditimbulkan Badai Irene tahun lalu, dengan total kerugian US$ 250 juta.
Kerugian yang dihitung tak termasuk kerugian dari sektor pariwisata, yang membuat atraksi wisata kepulauan ini lumpuh. Menteri Pariwisata Obediah Wilchcombe menyatakan, ribuan rencana perjalanan ditangguhkan dan pelaku industri wisata harus membayar ganti rugi.
REUTERS | TRIP B