TEMPO InteraktifMANILA: -- Kementerian Kehakiman Filipina mulai menelusuri kabar yang menyatakan mantan presiden Gloria Macapagal-Arroyo akan meminta suaka politik ke Republik Dominika. Menteri Kehakiman Leila de Lima telah meminta Kementerian Luar Negeri mencari informasi apakah negara di kawasan Karibia itu telah menerbitkan paspor bagi Arroyo.
“Kami memang sedang mencari motif sesungguhnya mengapa Arroyo berkeras hendak ke luar negeri,” De Lima menegaskan. Kabar ini sangat meresahkan pemerintah. Sebab, Arroyo dan keluarganya tengah menghadapi tuntutan hukum atas gratifikasi dan pemalsuan hasil pemilu. Mereka dilarang bepergian ke luar negeri selama proses hukum masih berlangsung. Apalagi Dominika tak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Filipina.
Dalam kesempatan terpisah, suami Arroyo, Jose Miguel “Mike” Arroyo, angkat bicara. “Saya dan istri tak pernah menginjakkan kaki di Dominika.” Tetapi, faktanya, Arroyo memang berkunjung ke Dominika pada Mei lalu. Ia memperoleh penghargaan Order of Merit of Duarte, Sanchez dan Mella, dari Presiden Leonel Fernandez di Istana Dominika.
Penghargaan ini diberikan atas “jasa Arroyo dalam memperkuat persahabatan Filipina dengan Amerika Latin”. Bahkan foto Arroyo dalam acara tersebut masih terpampang di laman resmi pemerintah Republik Dominika.
Sebelumnya, Arroyo berkeras pergi ke luar negeri dengan alasan berobat. Sebagai kompromi, Presiden Benigno Aquino III menawarkan mendatangkan dokter spesialis dari luar negeri dengan biaya pemerintah. Tapi tawaran ini ditolak oleh kubu Arroyo.
L ABS-CBN News | GMA NEWS | SITA PLANASARI A.