TEMPO Interaktif, New York - Pengadilan New York, Amerika Serikat, telah memutus bebas mantan Direktur IMF, Dominique Strauss-Kahn (DSK), dari tuduhan pelecehan seksual terhadap pelayan hotel. Menyambut putusan ini, Strauss-Kahn lega.
Bagi dia, kasus ini adalah mimpi buruk. "Ini adalah akhir dari siksaan. Saya lega demi istri, anak, dan kerabat saya," ujar Strauss-Kahn. "Saya berencana kembali ke negara saya, tetapi ada beberapa hal kecil dulu yang harus dibereskan."
DSK, panggilan Strauss-Kahn, pantas lega. Dia dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap pelayan sebuah hotel di New York yang bernama Nafissatou Diallo. Tak hanya kehilangan pekerjaan, DSK juga kehilangan reputasi.
Kebebasan DSK ini dibalas dengan gugatan civil lawsuit dari kuasa hukum Diallo. Pengacara Diallo menuduh media dan otoritas setempat karena telah mengacaukan penilaian penuntut umum.
Usai menuntut DSK, Diallo memang menjalani serangkaian wawancara dengan sejumlah media. Situasi ini menyebabkan jaksa kehilangan kepercayaan terhadap kredibilitas Diallo. Pengacara Diallo, Kenneth Thompson, menuturkan kliennya sudah diabaikan.
Jaksa Penuntut Umum Benjamin Brafman, Senin lalu, menyatakan bahwa tidak ada paksaan dalam hubungan Diallo dan DSK. Meskipun pengacara Diallo sudah mengajukan sejumlah bukti, termasuk bukti DNA, bahwa sperma DNA ada di baju kerja Diallo. "Saya bisa katakan di depan pengadilan terbuka ini bahwa tidak ada paksaan dalam kasus ini," ujar Benjamin.
Lolos dari hukuman di Amerika Serikat, ternyata DSK harus membangun kembali reputasinya di Prancis. Di negara dengan Ibu Kota Paris ini, DSK sudah dicap sebagai "The Great Seducer" atau Sang Penggoda. Belum ada posisi yang jelas bagi DSK di Prancis.
DSK memang pernah berencana maju untuk jadi presiden melalui Partai Sosialis Prancis. Namanya memimpin survei calon presiden sebagai kandidat yang terkuat. Hingga kini pun popularitas DSK di tingkat partai tak menyusut. Bahkan mantan Sekretaris Partai Sosial, Francois Hollande, masih berupaya untuk membawanya kembali ke partai.
"Jika kalian bertanya apa perasaan saya, saya rasa apa pun yang orang bilang, seseorang dengan pengalaman seperti DSK layak melayani negeri ini," ujar Francois.
Sayangnya, kebebasan hukum di Amerika Serikat belum bebas benar bagi DSK. Di Prancis, ia mungkin akan menghadapi pemeriksaan pelecehan seksual terhadap seorang jurnalis dan penulis, Tristane Banon. Tristane menuduh DSK telah memperkosanya. DSK sendiri menyangkal klaim Banon. Ia menuduh Banon hanya berfantasi saja.
EURONEWS.COM | DAILYSTAR.COM | DIANING SARI