Namun demikian, pemindahan tersebut tak bisa dilaksanakan segera, membutuhkan waktu sedikitnya satu bulan untuk mempersiapkan perlengkapan medis di dalam tahanan.
Saat ini, Mubarak menjalani hukuman tahanan rumah di tempat peristirahatannya di resor Sharm el-Seikh, Laut Merah, setelah ditumbangkan gerakan rakyat untuk mengakhiri kekuasaannya selama 30 tahun. Semasa menjabat, dia dituduh telah menyalahgunakan kekuasaan, korupsi, dan bertanggung jawab atas kematian sejumlah demonstran.
Untuk menjalani perawatan kesehatan, kejaksaan meminta Mubarak dipindahkan ke rumah sakit militer sebelum dibawa ke tahanan, namun dia tak bersedia bahkan, menurut sumber-sumber kesehatan di sana, pekan lalu Mubarak tak mau makan atau mendapatkan perawatan dari tim kesehatan militer di Sharm.
"Kejaksaan memerintahkan Menteri Dalam Negeri memindahkan bekas Presiden Husni Mubarak ke Rumah Sakit Mazra'a di Lembaga Pemasyarakatan Torah (Kairo), namun sekali lagi, jika rumah sakit siap menerimanya," demikian pernyataan Jaksa Agung Abdel Hamid Mahmoud.
Kejaksaan mengatakan Mubarak seharusnya dipindahkan ke rumah sakit militer dekat Kairo, sementara menteri dalam negeri mengawasi persiapan di rumah sakit tahanan di Torah. Namun, tak disebutkan kapan perpindahan itu dilakukan.
"Sekarang menteri dalam negeri akan mengambil langkah segera untuk keamanan pemindahan Mubarak ke rumah sakit militer di Kairo yang dikenal sebagai International Medical Centre," kata seorang sumber militer.
Sumber lain mengatakan seperti dikutip kantor berita MENA, Mubarak bisa segera dipindahkan ke rumah sakit militer dalam waktu 48 jam. Pemindahan itu cepat dan bijaksana sebab penguasa militer Mesir tertantang untuk memindahkan pemimpin yang termakzulkan itu ke rumah sakit.
Mubarak merupakan penguasa terlama di Mesir. Ia menggenggam kekuasaan selama lebih dari 30 tahun. Pria 82 tahun itu adalah bekas komandan pesawat tempur pada 1973 saat berperang melawan Israel. Di kalangan militer, dia dianggap sebagai seorang pahlawan. Namun, sejak berkuasa, Mubarak menyalahgunakan kekuasaan untuk memperkaya diri.
Kini, setelah ditumbangkan oleh gerakan rakyat, 11 Februari, Mubarak menderita sakit misterius. Kejaksaan, mengutip keterangan dari Dokter Ahmed el-Seba'i, mengatakan bahwa kondisi Mubarak "stabil" dan tak ada halangan untuk melakukan perjalanan, namun dia perlu didampingi oleh ahli perawatan medis sebab jantungnya dapat berhenti setiap saat.
REUTERS | CA