Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aung San Suu Kyi Ingin Nge-tweet

image-gnews
Aung San Suu Kyi. AP/Khin Maung Win
Aung San Suu Kyi. AP/Khin Maung Win
Iklan

TEMPO Interaktif, Pemimpin oposisi Burma Aung San Suu Kyi yang kini mendekam dalam tahahan rumah ingin bergabung dengan jejaring sosial Twitter.

Ia ingin berkonukasi dengan generasi muda, kata penasihat hukumnya.

Peraih Nobel ini dikenakan tahanan rumah oleh rezim militer Burma selama 15 hingga 21 tahun, namun 13 November depan, masa penahanannya berakhir. Para pengamat yakin penahanannya sengaja didisain agar perempuan 65 tahun itu tak bisa mengikuti pemilihan umum yang baru pertama kali diadakan sejak 20 tahun di Burma, dijadwalkan 7 November 2010.

Panitia pemilihan umum Burma mengatakan, saat ini media asing tidak diperkenankan meliput pemilu di negaranya, termasuk pengamat asing.

Masa penahanan Aung San Suu Kyi diperpanjang pada Agustus tahun lalu setelah dia ketahuan melanggar aturan saat ditahan dalam rumah dengan cara menerima tamu pemuda Amerika Serikat yang berenang di danau dekat rumahnya.

Penasihat hukumnya, Nyan Win, yang mengunjungi dua kali pekan lalu, mengatakan, "Dia bilang sama aku, ingin menggunakan Twitter untuk berhubungan dengan kawula muda di dalam dan luar negeri. Dia berharap bisa menggunakan Twitter setiap hari dan terus berhubungan."

Aung San Suu Kyi tak memiliki saluran telepon dan akses internet, meskipun dia mempunyai laptop, kata pengacaranya.

Partai yang dipimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memboikot pemilihan umum yang digelar pemerintah otoriter. Mereka menganggp pemilu tersebut tidak jujur dan tak demokratis.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mengamankan jalannya pemilihan umum, Ketua Komisi Pemilihan Umum, Thein Soe, tetap memberikan izin kepada diplomat asing di Rangoon untuk melihat jalannya pemilu, namun mereka dilarang mengundang pengamat asing.

"Perwakilan di Rangoon yang bekerja untuk media asing diperbolehkan meliput kegiatan pemilu, namun jurnalis asing tidak akan dizinkan," ujarnya.

Pemilihan umum di Burma terkahir pada 1990. Saat itu, media asing dizinkan meliput kegiatan pemilu yang hasilnya dimenangkan oleh partai NLD pimpinan Aung Saan Suu Kyi.

Menurut Thein Soe, pemilu bulan depan akan dilaksanakan di 40 ribu TPS akan diikuti oleh 29 juta pemilih.

Di Burma, negara berpenduduk 60 juta jiwa, kini terdapat 400 ribu pengguna internet. Sebagian besat pengguna saluran ini berada di ibu kota Ranggon dan terbesar kedua Mandalay.
 

GUARDIAN | CHOIRUL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular piton. shutterstock.com
Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.


Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Ilustrasi Facebook. (AP Photo/Thibault Camus)
Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar


16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

Pemimpin junta militer Myanmar Than Shwe. AP /David Longstreath
16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.


PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

Massa yang tergabung dalam Hizbut Tahrir Indonesia melakukan aksi unjuk rasa solidaritas untuk Muslim Rohingya di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (5/8). ANTARA/Ardiansyah Indra Kumala
PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.


Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Aung San Suu Kyi mendapat gelar doctor honoris causa di Oxford University
Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.


Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Aung San Suu Kyi. AP/Khin Maung Win
Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?


Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Ketua Umum PMI Jusuf Kalla didampingi Menteri Urusan wilayah Perbatasan  Myanmar Letnan Jenderal Thein Htay mengunjungi barak pengungsi etnis Rohingya di Thet Kay Pyin, Ibukota negara bagian Rakhine Sittway, Myanmar, Sabtu (11/08). ANTARA/HO-Dokumentasi-JK
Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.


Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) membawa poster saat berunjukrasa di perempatan vetaran, Malang, Jawa Timur, Rabu (1/8). ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.


Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Sejumlah pengunjuk rasa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Rohingya (AMPERA) melakukan aksi solidaritas untuk masyarakat muslim Rohingya, di Bundaran Majestik Medan, Sumut, Selasa (7/8). ANTARA/Irsan Mulyadi
Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.


KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

Sejumlah wanita suku Rohingya, yang bisanya tinggal di perbatasan Myanmar Bangladesh, berjalan untuk mengambil air di kamp pengungsian di Kutupalong, Bangladesh (7/3). Foto disiarkan hari ini (13/3).  AP/Pavel Rahman
KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.