"Melakukan pembicaraan langsung dengan Israel berarti merusak garis batas dengan Israel yang kini diisolasi dunia," kata Hamas dalam sebuah pernyataan gabungan usai pertemuan di ibu kota Syria dengan organisasi Palestina lainnya, termasuk Jihad Islam.
"Kembali ke pembicaraan langsung seperti keinginan Amerika Serikat dan Zionis berarti menghapus hak-hak nasional rakyat Palestina."
Pernyataan tersebut dibacakan oleh Maher al-Taher, pejabat senior di Fron Populer untuk Pembebasan Palestina, yang biasanya tak segaris dengan Hamas. Sementara itu Fron Demokratik Pembebasan Palestina (DFLP), sebuah organisasi yang turut bernegosiasi dengan Israel dan memiliki seorang menteri di Otoritas Palestian, turut teken pernyataan menentang.
DFLP mengatakan, pembicaraan langsung tidak menghasilkan apa-apa tanpa pengawasan internasional dan mengakhiri penjajahan di Gaza.
Pemimpin Hamas, Khaled Meshaal, mengatakan pertemuan ini merupakan "pengecualian" sebab hal ini membawa bersama-sama 11 kelompok yang mewakili apa yang dia uraikan sebagai sebuah mayortias warga Palestina.
Perpecahan antara Hamas, yang didukung oleh Syria danIran, dengan Abbas disokong Amerika Serikat selaku pemegang otoritas Palestina, memperlemah upaya kemerdekaan Palestina.
REUTERS | CHOIRUL