Bom meledak saat Tan baru saja tiba dari Manila dan berjarak hanya semeter dari tempat ia berdiri. Beruntung ia selamat. Tapi kejadian ini menewaskan dua orang, termasuk salah seorang pengebom, serta melukai 24 lainnya.
"Saya yakin sayalah yang menjadi target. Ledakan itu begitu dekat dengan tempat saya," ujarnya kepada reporter. "Saya sudah menerima laporan intelijen bahwa saya dibom."
Peristiwa ini juga bertepatan dengan rencana kedatangan Duta Besar Amerika Serikat untuk Filipina, Harry Thomas. Namun akibat serangan itu, Thomas membatalkan kunjungannya.
Kepala polisi Zamboanga Edwin De Ocampo mengatakan di antara korban yang tewas adalah pelaku bom yang diidentifikasi bernama Reynaldo Apilado. Dia tewas seketika setelah bom meledak. Menurut De Ocampo, Apilado beragama Kristen dan tidak mempunyai hubungan dengan kelompok pemberontak Abu Sayyap ataupun kelompok Jamaah Islamiyah yang beroperasi di wilayah itu.
Apilado merupakan pekerja bangunan dan tak memiliki catatan kriminal sebelumnya. Dia juga seorang relawan pemantau keamanan di proyek perumahan umum, tempat dia bermukim.
Adapun korban terluka, ujar Walikota Zamboanga Celso Lobregat, salah satunya adalah warga Inggris, yang bernama Charles Macker. Dia sudah lama menetap di Zamboanga dan menikah dengan perempuan Filipina.
Berdasarkan hasil rekaman CCTV, kata Lobregat, tampak Tan berdiri di depan pelaku saat bom meledak. #Dia sangat beruntung masih hidup mengingat jaraknya yang hanya satu meter dari tersangka,# ujarnya. Namun Lobregat menekankan, sejak tersangka membawa bom dalam tas dipunggungnya, badan tersangka sebenarnya melindungi Tan.
Menurut De Ocampo, sejauh ini penyidik belum memastikan target serangan. Tapi mereka tidak yakin serangan itu adalah bom bunuh diri.
BBC | M&C | AP | SUNARIAH