Meski perbaikan itu bersifat sementara, keberhasilan itu melecut harapan akan berhentinya kebocoran minyak. Penduduk di sekitar lokasi musibah tersebut pun bersyukur atas keberhasilan. Salah seorang penduduk mengatakan, “Hallelujah.” Sementara penduduk lainnya mengatakan, “Saya harus melihat itu agar saya yakin.”
Jika kep tersebut bertahan, dasar laut tidak retak, serta relief wells yang disiapkan berhasil, cara ini bisa menjadi awal penghentian kebocoran secara permanen. Proses tersebut memakan waktu 48 jam atau dua hari untuk memantau.
“Ini merupakan pemandangan yang indah,” ujar Chief Operatif Officer BP Doug Suttles. Namun, Suttles mengaku kebocoran masih bisa terjadi. “Ini jauh dari selesai... Belum saatnya untuk dirayakan.”
Untuk pertama kalinya sejak ledakan di bawah laut tersebut menewaskan 11 pekerja pada 20 April, tidak ada minyak yang muncul dari pipa yang bocor.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan perkembangan tersebut merupakan 'sinyal positif'. Namun, Obama mengatakan kondisi ini 'masih berada dalam fase pengujian'.
Skenario terburuknya adalah jika minyak tersebut justru tertekan ke dasar laut dan merusak dasar laut sehingga tidak bisa diperbaiki. Kebocoran di dalam sumur juga bisa ditemukan. Jika itu terjadi, minyak bisa terus mengalir ke Teluk. Dan, selalu ada kemungkinan terjadi ledakan lain baik dari tekanan yang berlebihan atau dari kondisi pipa yang tidak stabil.
AP| KODRAT SETIAWAN