Hingga kini Inegara Zionis itu belum mengembalikan barang-barang milik penumpang Mavi Marmara, seperti kamera, komputer jinjing, dan lainnya. Masalah ini menjadi isu diplomatik setelah terungkap dalam pertemuan antara salah satu direktur jenderal di Kementerian Luar Negeri, Yossi Gal, dan para diplomat asing di Yerusalem.
Seorang duta besar yang tidak disebutkan nama dan negara asalnya menanyakan kapan dan bagaimana barang-barang penumpang Mavi Marmara dikembalikan. Jika tidak, apakah Israel akan membayar ganti rugi. Gal menjawab persoalan itu sedang dibahas.
Dalam insiden itu, 19 penumpang Mavi Maramra tewas dan 36 lainnya cedera. Kapal kemanusiaan itu lantas dipaksa berlabuh di Kota Aashdod, Israel selatan. Seluruh 700 penumpang akhirnya dibebaskan tanpa barang-barang milik mereka.
Jerusalem Post/Faisal Assegaf