TEMPO Interaktif, Bangkok -Veerapat Musikapong tak kuasa menahan haru. Suaranya terbata-bata manakala ditanya soal kondisi ayahnya, Veera Musikapong. "Tolong, jangan ganggu kami," kata Veerpat, bekas pilot di Royal Group, kepada Andree Priyanto dari Tempo yang menemuinya kemarin. "Situasi kami sedang sulit, tolong pahami kami."
Veera, salah seorang pemimpin demo anti-pemerintah Kaus Merah sejak Jumat pekan lalu, ditahan di Kamp Naresuan di Phetchaburi, Distrik Cha-am. Veera ditahan bersama delapan pemimpin Kaus Merah di kamp polisi itu. Belakangan penahan tersebut menuai banyak kritik.
Sejumlah kalangan menilai polisi terlalu lunak terhadap mereka. Sebuah rekaman penahanan mereka yang bocor ke media memperlihatkan para pemimpin Kaus Merah itu terlihat rileks dan masih bisa tersenyum. Keluarga pun bisa menemui mereka.
"Itu kan sewaktu awal ditahan, sekarang tidak lagi. Kami cuma dikasih waktu 10 menit buat ketemu setiap hari," kata Veerapat, alumnus City University London angkatan 2006 dan University of London 2003. Katanya, ia tak mau terlibat urusan politik ayahnya. Berikut ini petikannya.
Bagaimana kondisi ayah Anda?
Tolong jangan ganggu kami. Situasi kami sedang sulit, tolong pahami kami. Ayah saya masih ditahan dan diperiksa. Kami tak bisa bicara. Kami tak mau komentar kami menyulitkan posisi kami dan ayah kami. Saya cuma ingin jadi warga biasa saja dan hidup normal.
Perasaan keluarga bagaimana?
Tentu saja kami terpukul. Begitu juga seluruh keluarga. Tapi kami tak bisa berbuat apa-apa. Karena itu, ayah saya juga melarang kami bicara karena beliau takut omongan kami mempengaruhi beliau dan juga kami di sini. Dia bilang urusan politik urusan ayah bukan urusan saya.
Keluarga Anda boleh menjenguk?
Ya, hanya dikasih waktu 10 menit. Kami diizinkan menjenguk setiap hari selepas siang.
Kelihatannya di TV kok rileks sekali, boleh pakai telepon?
Enggak. Itu hanya pada hari pertama ayah ditahan. Sekarang tidak lagi. Kami cuma dikasih waktu 10 menit buat ketemu setiap hari. Setelah itu mereka dikurung sendiri-sendiri. Telepon dan laptop disita. Mereka dilarang berhubungan dengan siapa pun di luar sana.
Saya bisa menjenguk?
Jangan. Buat apa? Percuma, Anda tak bisa masuk. Petugas tentu tak akan mengizinkan Anda masuk. Tak sembarang orang boleh masuk ke sana. Hanya keluarga yang diizinkan. Saya sebentar lagi mau ke sana menjenguk ayah saya.
Andre Priyanto (Bangkok)