"Desakan ini juga berlaku untuk rumah-rumah yang tidak dibangun oleh pemerintah dan membongkar pos-pos yang didirikan sejak Maret 2001 yang digunakan untuk menjaga permukiman dari tindakan penggusuran atau penghancuran," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Pejabat tinggi Amerika, Uni Eropa, dan Rusia itu bertemu dengan Sekjen PBB untuk membahas pengumuman sepihak Israel yang berniat membangun 1.600 rumah baru di Yerusalem Timur. Pengumuman itu mengundang kemarahan Presiden Obama yang menyebut rencana itu telah merusak pembicaraan damai Israel-Palestina dan "menghina" Amerika.
Pertemuan Moskow dihadiri Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menteri Luar Negeri Uni Eropa Baroness Ashton. Dalam pertemuan Moskow itu, Ban Ki-moon juga meminta perundingan Israel-Palestina digelar kembali dan harus menghasilkan kesepakatan damai dalam waktu 24 bulan. Otorita Palestina telah menolak semua perundingan karena rencana pembangunan permukiman itu.
Ban Ki-moon menyatakan bahwa pencaplokan Yerusalem Timur oleh Israel telah melanggar hukum internasional. Pembangunan rumah di kawasan itu dengan sendirinya tak diakui oleh masyarakat internasional.
"Kuartet menegaskan bahwa status Yerusalem merupakan isu permanen yang harus diselesaikan melalui negosiasi antara pihak-pihak. Karena itu kami mengutuk keputusan pemerintah Israel yang merencanakan membuka unit perumahan baru di Yerusalem Timur," kata Ban.
BBC | YR