TEMPO Interaktif, Jakarta -
Phnom Penh – Kamboja mengangkat mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra sebagai penasehat ekonomi Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan pemerintah Kamboja.
“Pengangkatan Thaksin berdasarkan dekrit kerajaan, sebagai penasehat pribadi Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan penasehat pemerintah Kamboja dalam meningkatkan ekonomi,” tulis sebuah pernyataan yang dikeluarkan pemerintah Kamboja, Rabu lalu.
Pengangkatan ini terang saja membuat Thailand gusar. Sebab dua pekan sebelum pengangkatan, Hun Sen telah pula membuat gelisah Thailand karena menawarkan perlindungan bagi Thaksin. Thaksin merupakan buronan pemerintah Thailand karena tuduhan korupsi setelah terguling dari kursi perdana menteri pada 2006.
Seorang juru bicara pemerintah Kamboja kepada BBC mengatakan, Kamboja menghargai kualitas kepemimpinan Thaksin dan pengalaman bisnisnya, sehingga bisa menjadi aset negara. Kamboja juga menegaskan menolak mengekstradisi Thaksin jika ia tinggal di negara itu.
Pernyataan yang kemudian berbuntut pada pengangkatan membuat hubungan antara Kamboja dan Thailand semakin menegang. Kemarin pemerintah Thailand menegaskan pengangkatan Thaksin bisa menyebabkan memburuknya hubungan kedua negara ke depannya.
“Ini sepertinya akan membuat situasi semakin memburuk,” kata Wakil Perdana Menteri Thailand Suthep Thaugsuban saat ditanyakan soal tersebut.
Menurut Suthep, Thailand akan menekan Kamboja agar mengekstradisi Thaksin jika dia benar-benar tinggal di negara itu. Disebutkan juga Thailand akan membuat sebuah kesepakatan dengan Kamboja untuk menangani kasus Thaksin. “Jika mereka menolak menyerahkan Thaksin, kita mempertimbangkan membuat terobosan kesepakatan internasional,” lanjutnya.
Thaksin sendiri, melalui situs jejaring sosial Twitter, menolak pengangkatan tersebut. Dia lebih memilih bekerja untuk Thailand guna membuat negara itu menjadi lebih baik.
BBC | AFP | STRAITS TIMES | SUNARIAH