TEMPO Interaktif, Tripoli - Kesehatan Abdel Basset al-Megrahi semakin parah. Pengebom Lockerbie tahun 1988 ini dibebaskan dari penjara di Skotlandia dan diizinkan untuk pulang ke rumah bulan lalu dengan alasan bahwa ia memiliki kanker prostat dan umurnya tidak lama lagi.
Namun pembebasan ini menuai kecaman. Amerika Serikat, dan partai-partai oposisi di Inggris mengecam keputusan membebaskan orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada tahun 2001 untuk perannya dalam meledakkan penerbangan Pan Am 103 di atas Lockerbie, Skotlandia pada bulan Desember 1988, yang menewaskan 270 orang.
"Dia ada di bangsal khusus di Tripoli Medical Center. Kondisinya memburuk dengan cepat sejak kemarin. Dia tidak dapat berbicara dengan siapa pun," ujar Abdenasser, saudara Megrahi kepada Reuters. "Situasinya mengkhawatirkan. Suhunya mencapai 39,5 derajat celcius," tambahnya. Temperatur normal tubuh manusia adalah sekitar 37C.
"Dia menjalani perawatan kemoterapi di rumah sakit," kata adiknya. Dokter yang ada mengukuhkan pernyataan Abdenasser, tapi mereka menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Megrahi, satu-satunya orang yang dinyatakan bersalah atas pemboman Lockerbie. Dia mendapat sambutan meriah ketika ia tiba di rumah di Libya bulan lalu.
Presiden AS Barack Obama mengatakan pembebasan mantan agen intelijen Libya adalah sebuah kesalahan. Mayoritas korban bom adalah warga negara US. Sedang pemerintah Inggris juga telah dituduh oleh lawan-lawan politik dalam negeri, menuding pembebasan itu untuk memperbaiki hubungan dengan Libya, di mana perusahaan-perusahaan Inggris sedang mencari akses yang lebih besar kepada negara Afrika Utara sehubungan dengan cadangan minyak dan gas.
Pemerintah Inggris telah menolak tuduhan itu, bersikeras keputusan untuk melepaskan Libya dibuat oleh pemerintah didesentralisasikan ke Skotlandia tanpa tekanan dari London.
Pada hari Rabu, Megrahi telah muncul dalam kondisi yang relatif lebih baik ketika dia bertemu dengan anggota parlemen Afrika di sebuah ruang rapat di Medical Center, di mana ia bisa dibawa di kursi roda, kata dokter pada hari Sabtu.
REUTERS| NUR HARYANTO