TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta sekutu Barat berhenti menonton. Ia mendesak negara-negara Barat mengambil tindakan untuk mengatasi kehadiran pasukan Korea Utara di Rusia sebelum merangsek ke Ukraina.
Dalam sebuah video yang diunggah di Telegram, Zelensky mengatakan bahwa Korea Utara telah membuat kemajuan dalam kemampuan militernya. Korea Utara menyebarkan rudal dan produksi senjata. "Sekarang mereka akan belajar peperangan modern," ujar Zelensky.
"Ribuan tentara pertama dari Korea Utara berada di dekat perbatasan Ukraina. Rakyat Ukraina akan dipaksa membela diri terhadap mereka," katanya. "Dan dunia akan menyaksikannya lagi."
Zelensky mengatakan Ukraina telah menemukan setiap lokasi tempat tentara Korea Utara di Rusia. Namun sekutu Barat belum memasok senjata jarak jauh yang dibutuhkan Ukraina untuk menyerang mereka.
"Akan tetapi, alih-alih kemampuan jarak jauh yang diperlukan itu, Amerika berjaga-jaga, Inggris berjaga-jaga, Jerman berjaga-jaga," katanya.
"Semua orang di dunia yang benar-benar ingin perang Rusia melawan Ukraina tidak meluas, tidak boleh hanya menonton. Mereka harus bertindak. Kata-kata tentang tidak dapat diterimanya eskalasi dan perluasan perang harus disertai dengan Tindakan," ujar Zelensky.
Ia menyelingi pidatonya dengan video tentara Korea Utara dan peluncuran rudal serta gambar perang dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Video tersebut merupakan hasil wawancara dengan stasiun televisi KBS Korea Selatan pada hari Kamis. Saat itu Zelensky mengecam sekutu Barat yang tidak bertindak apa-apa terhadap Korea Utara.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada hari Kamis ada 10.000 tentara Korea Utara di Rusia, termasuk sebanyak 8.000 di wilayah Kursk selatan. Kursk adalah lokasi pasukan Ukraina melancarkan serangan pada Agustus.
Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui mengatakan kepada mitranya dari Rusia Sergei Lavrov pada hari Jumat bahwa negaranya akan mendukung Rusia hingga menang melawan Ukraina.
REUTERS
Pilihan editor: Israel Klaim Bunuh Pejabat Senior Terakhir Hamas di Khan Younis