TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat intelijen Amerika Serikat menuduh Rusia atas video palsu seorang imigran Haiti yang mengklaim telah memilih beberapa kali. Video ini adalah yang terbaru dari serangkaian kampanye disinformasi di tahap akhir pemilu AS.
Amerika Serikat mewaspadai potensi banjir kebohongan dari para aktor yang berafiliasi dengan Kremlin pada hari-hari terakhir dua kandidat yang bersaing memperebutkan kursi presiden yaitu Donald Trump dari Partai Republik dan Kamala Harris dari Partai Demokrat.
Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger, pejabat pemilu tertinggi mengatakan video seorang imigran Haiti yang mengaku telah memberikan beberapa surat suara untuk Harris merupakan contoh disinformasi yang ditargetkan. Klip berdurasi 20 detik itu menampilkan seorang pria yang berkata dengan gaya bicara kaku. "Kami dari Haiti. Kami datang ke Amerika enam bulan lalu, dan kami sudah memiliki kewarganegaraan Amerika. Kami memilih Kamala Harris".
Raffensperger mengatakan video yang jelas palsu itu kemungkinan merupakan produksi Rusia. Pejabat intelijen Amerika secara langsung menyalahkan Rusia.
Dalam pernyataan bersama, Kantor Direktur Intelijen Nasional, FBI, dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur mengatakan Rusia berupaya menyebarkan keraguan tentanng integritas pemilu AS dan memicu perpecahan di kalangan warga Amerika. Peneliti disinformasi telah menyoroti upaya menimbulkan kekacauan dan mempengaruhi pemilih menjelang pemilu pada 5 November.
Pada bulan September, Departemen Kehakiman menuduh dua karyawan kantor berita RT yang disponsori Rusia menyalurkan sekitar US$ 10 juta melalui jaringan perusahaan cangkang ke para influencer media sosial Amerika. Di antara pemengaruh media sosial adalah pendukung terkemuka Trump di dunia maya.
Tokoh berpengaruh konservatif seperti Benny Johnson dan Tim Pool, yang masing-masing memiliki banyak pengikut di berbagai platform teknologi, mengakui bahwa mereka adalah bagian dari skema tersebut. Namun mereka menyangkal mengetahui sumber pendanaan.
Awal bulan ini, American Sunlight Project, kelompok penelitian disinformasi yang berpusat di Washington, mengatakan ratusan akun bot yang tampaknya pro-Rusia di X menyebarkan misinformasi pemilu dan memperkuat narasi palsu tentang Harris. Kelompok tersebut menjuluki akun-akun itu sebagai agen mata-mata karena telah bertahun-tahun menghindari deteksi.
REUTERS
Pilihan editor: Lima Perusahaan di Singapura Kena Sanksi AS, Dukung Perang Rusia di Ukraina