TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Korea Utara bergabung dalam perang Rusia-Ukraina. Pasukan Korea Utara tersebut ditengarai bergabung dengan pasukan Rusia untuk melawan Ukraina yang disokong Amerika Serikat. Beberapa pejabat tinggi militer Korea Utara dan tentara yang dikerahkan ke Rusia untuk berperang di Ukraina mungkin akan bergerak ke garis depan.
Hal ini diungkapkan anggota parlemen Korea Selatan pada Selasa 29 Oktober 2024 setelah mendapat pengarahan dari agen mata-mata negara tersebut. “Militer Rusia mengajarkan terminologi militer kepada pasukan Korea Utara,” kata Lee Seong-kweun, anggota komite intelijen parlemen, dalam pengarahan tersebut.
Korea Utara juga siap meluncurkan satelit pengintaian militer lainnya dengan bantuan dukungan teknologi dari Moskow, kata anggota parlemen, mengutip Badan Intelijen Nasional Korea Selatan.
Seberapa Kuat Militer Korea Utara?
Dilansir dari Reuters, Korean People’s Army (KPA) dengan perkiraan 1,3 juta personel aktif, adalah salah satu militer terbesar di dunia, hanya kalah dari negara-negara yang jauh lebih besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Menurut data dari International Institute for Strategic Studies (IISS), sebuah lembaga think-tank, Korea Utara juga memiliki sekitar 600.000 cadangan dan 5,7 juta anggota cadangan dari Pasukan Garda Merah Buruh/Tani, di samping banyak unit lainnya yang tidak bersenjata.
Militer Korea Utara terbagi menjadi angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, dan pasukan strategis yang dipersenjatai dengan rudal balistik yang dapat dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Korea Utara adalah salah satu masyarakat yang paling termiliterisasi di dunia, dan semua pria berusia antara 17 hingga 30 tahun wajib mengikuti dinas militer selama 3 hingga 12 tahun. Angkatan udara diperkirakan memiliki sekitar 110.000 personel dan angkatan laut sekitar 60.000 personel.
Selain itu, Korea Utara adalah salah satu dari sembilan negara di dunia yang diketahui memiliki senjata nuklir. Negara ini telah membangun sejumlah rudal yang diklaim dapat dilengkapi dengan bom nuklir, mulai dari senjata taktis jarak pendek hingga rudal balistik antarbenua (ICBM) besar yang memiliki jangkauan potensial untuk mencapai wilayah mana pun di Amerika Serikat.
KPA memiliki sejumlah besar peralatan militer konvensional, meskipun banyak di antaranya sudah tua dan ketinggalan zaman. Ini termasuk tank era Soviet seperti T-34, model dari Tiongkok, serta tank produksi dalam negeri seperti Chonma-ho dan Songun-ho. Unit lapis baja dan mekanis KPA memiliki lebih dari 6.900 tank dan kendaraan lapis baja, menurut Buku Putih Pertahanan Korea Selatan tahun 2022.
Angkatan udara memiliki lebih dari 400 pesawat tempur, 80 pesawat pembom ringan, dan lebih dari 200 pesawat angkut, menurut IISS. Namun, banyak pesawatnya berasal dari era Soviet, dengan beberapa diperkirakan berusia antara 40 hingga 80 tahun dan tidak lagi layak digunakan atau tidak termasuk dalam armada aktif.
Angkatan Laut Tentara Rakyat Korea (KPANF) memiliki sekitar 470 kapal permukaan, termasuk kapal peluru kendali, kapal torpedo, kapal patroli kecil, dan kapal pendukung tembakan, menurut Buku Putih Pertahanan Korea Selatan tahun 2022.
KPANF juga memiliki sekitar 70 kapal selam, termasuk kapal selam kelas Romeo dari desain era Soviet dan kapal selam mini. Dalam beberapa tahun terakhir, Korea Utara telah bergerak untuk memperkuat angkatan lautnya dengan senjata nuklir baru, termasuk drone bawah air, kapal perang, dan kapal selam peluru kendali operasional pertamanya.
ANANDA RIDHO SULISTYA I SITA PLANASARI | REUTERS
Pilihan Editor: Ada Pasukan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukraina, Berikut Temuannya