Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketika Mata Dunia Beralih ke Lebanon, Hal Ini yang Ditakutkan Warga Gaza

Editor

Ida Rosdalina

image-gnews
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 2 Oktober 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, 2 Oktober 2024. REUTERS/Hatem Khaled
Iklan

TEMPO.CO, JakartaWarga Palestina khawatir krisis di Lebanon mengalihkan perhatian dunia dari Gaza, di mana serangan-serangan Israel menewaskan puluhan orang lagi minggu ini, dan mengurangi prospek gencatan senjata yang sudah meredup, setelah satu tahun perang yang menghancurkan daerah kantung tersebut.

Eskalasi konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah selama dua minggu terakhir telah menyebabkan permusuhan antara pasukan Israel dan Hizbullah di dalam Lebanon dan memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Fokus bergeser ke Lebanon, Perang Gaza tak akan berakhir segera

Baik Israel maupun Hamas di Gaza mengatakan bahwa konflik Lebanon dapat membantu mengakhiri konflik Gaza, namun beberapa analis, pejabat dari negara-negara yang menjadi penengah, dan warga Gaza, merasa skeptis.

"Fokusnya adalah Lebanon, yang berarti perang di Gaza tidak akan berakhir dalam waktu dekat," ujar Hussam Ali, seorang warga Gaza berusia 45 tahun yang mengatakan bahwa keluarganya telah mengungsi sebanyak tujuh kali sejak konflik antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober tahun lalu, kepada Reuters melalui sebuah aplikasi chatting.

Ketika Iran meluncurkan rudal balistik ke Israel pada Selasa malam, yang memprovokasi Israel untuk memberikan respon yang "menyakitkan", beberapa warga Gaza menyambut tembakan salvo yang terlihat di langit sebagai tanda bahwa Teheran berjuang untuk tujuan mereka.

Sami Abu Zuhri, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan bahwa prospek kesepakatan gencatan senjata Gaza, yang akan melihat pembebasan sandera Israel yang ditahan di Gaza dan orang-orang Palestina yang dipenjara oleh Israel, masih jauh dari kenyataan sebelum eskalasi di Lebanon. Sebuah konflik regional dapat menyebabkan tekanan terhadap Israel untuk mencapai kesepakatan di Gaza, katanya.

Namun dengan perhatian yang beralih ke Lebanon, perang di Gaza berisiko berkepanjangan, kata Ashraf Abouelhoul, Redaktur Pelaksana surat kabar milik pemerintah, Al-Ahram, di Mesir, yang telah membantu memediasi negosiasi gencatan senjata selama berbulan-bulan.

"Hal yang paling berbahaya bukanlah karena perhatian media beralih ke tempat lain, melainkan fakta bahwa tidak ada seorang pun di dunia yang membicarakan kesepakatan atau gencatan senjata, dan hal ini membebaskan tangan Israel untuk melanjutkan serangan militer dan rencana-rencananya di Gaza," katanya.

Pembicaraan Gencatan Senjata terhenti

Di dalam Gaza, belum ada tanda-tanda akan adanya penghentian serangan Israel terhadap Hamas. Pada Kamis, petugas medis setempat melaporkan sedikitnya 99 orang Palestina tewas dalam 24 jam terakhir.

Mesir, yang telah khawatir dengan serangan Israel di sisi lain perbatasannya dengan Gaza dan telah kehilangan miliaran dolar dari pendapatan Terusan Suez selama perang, merasa frustrasi karena upaya mediasi yang dilakukannya gagal untuk mengamankan gencatan senjata.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, mengatakan kepada para wartawan bahwa AS tetap fokus untuk mengamankan gencatan senjata meskipun Hamas telah berminggu-minggu "menolak untuk terlibat".

Para pejabat Hamas dan diplomat Barat mengatakan pada Agustus bahwa perundingan telah terhenti karena tuntutan baru Israel untuk mempertahankan pasukannya di Gaza.

"Sementara Israel telah mengatakan sejak 7 Oktober bahwa kekuatan militer dan memberikan tekanan kepada Hamas dan Hizbullah akan membantu membawa pulang para sandera, kami telah melihat bahwa yang terjadi justru sebaliknya," ujar Nomi Bar-Yaacov, seorang pakar diplomasi Timur Tengah di lembaga think-tank yang berbasis di London, Chatham House.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

5 jam lalu

Rasha Al-Ar'eer yang berusia sepuluh tahun dan saudara laki-lakinya yang berusia 11 tahun, Ahmad, tewas ketika serangan udara Israel menargetkan rumah mereka di bagian timur Kota Gaza. Foto : Twitter
Surat Wasiat Anak Gaza yang Terbunuh Bom Israel: 'Tolong, Jangan Tangisi Saya'

Rasha Al-Ar'eer yang berusia 10 tahun menuliskan surat wasiat sebelum terbunuh oleh serangan udara Israel yang menargetkan rumah keluarganya di Gaza.


Ini Alasan WNI di Lebanon yang Tak Mau Dievakuasi

6 jam lalu

Judha Nugraha, Direktur perlindungan WNI & BHI Kementerian Luar Negeri. antaranews.com
Ini Alasan WNI di Lebanon yang Tak Mau Dievakuasi

Kementerian Luar Negeri RI menyebut WNI yang masih ingin bertahan di Lebanon adalah mahasiswa dan pekerja migran.


Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

8 jam lalu

Orang-orang membawa barang-barang mereka sambil berjalan di atas reruntuhan, setelah serangan Israel, di perlintasan perbatasan Masnaa dengan Suriah, di Lebanon, 4 Oktober 2024. Warga Lebanon melarikan diri dari Lebanon karena konflik yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel. REUTERS/Mohamed Azakir
Nasib WNI di Lebanon: Evakuasi di Tengah Bentrok Israel vs Hizbullah

Sebanyak 25 WNI yang tinggal di Lebanon telah dievakuasi dan berada di tempat yang aman. Evakuasi WNI selanjutnya sedang direncanakan.


116 WNI Pilih Bertahan di Lebanon usai Serangan Israel

8 jam lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
116 WNI Pilih Bertahan di Lebanon usai Serangan Israel

Sebanyak 116 WNI masih bertahan di Lebanon. Pemerintah telah berupaya mengevakuasi para WNI tersebut meski mereka memilih menetap di Lebanon.


40 WNI Sedang Dievakuasi dari Lebanon usai Serangan Israel

9 jam lalu

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha. ANTARA/Yashinta Difa/aa.
40 WNI Sedang Dievakuasi dari Lebanon usai Serangan Israel

Kementerian Luar Negeri menyebut sebanyak 40 WNI sedang dievakuasi dari Lebanon dalam periode 2-3 Oktober lalu


Israel Klaim Bom Markas Intelijen Hizbullah di Beirut

12 jam lalu

Asap dan api membumbung di atas pinggiran selatan Beirut setelah serangan Israel, di tengah permusuhan antara Hizbullah dan Israel, seperti yang terlihat dari Sin El Fil, Lebanon, 3 Oktober 2024. Serangan Israel pada Jumat pagi di dekat perbatasan Masnaa Lebanon dengan Suriah yang memutus jalan yang digunakan oleh ratusan ribu orang untuk melarikan diri dari pemboman Israel. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Israel Klaim Bom Markas Intelijen Hizbullah di Beirut

Militer Israel mengklaim pada Kamis menyerang markas intelijen Hizbullah di ibu kota Lebanon, Beirut


TNI Siap Bantu Evakuasi WNI di Lebanon, Kapuspen: Tunggu Petunjuk dari Kemenlu

12 jam lalu

Anggota pasukan Satgas TNI UNIFIL berdiri bersama di Khiam, dekat perbatasan dengan Israel, di Lebanon selatan 9 Oktober 2023. REUTERS/Aziz Taher
TNI Siap Bantu Evakuasi WNI di Lebanon, Kapuspen: Tunggu Petunjuk dari Kemenlu

TNI siap membantu dalam evakuasi atau pemulangan WNI yang berada di Lebanon ke Indonesia termasuk prajurit TNI yang bertugas di sana.


Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

13 jam lalu

Malmer Stenergard. REUTERS
Dilempari Tomat dan Bawang Merah, Menlu Swedia Kabur dari Parlemen saat Debat Palestina

Aktivis pro-Palestina dengan tangan bercat merah menuduh Menlu Swedia yang baru diangkat mendukung genosida Israel di Gaza


PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

13 jam lalu

Anggota pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) mengamati perbatasan Lebanon-Israel, saat mereka berdiri di atap menara pengawas di kota Marwahin, di Lebanon selatan, 12 Oktober 2023. REUTERS/Thaier Al-Sudani
PBB Pastikan UNIFIL Lanjutkan Misi di Lebanon, Siapkan Skenario Terburuk

PBB memastikan pasukan perdamaian di Lebanon (UNIFIL)akan melanjutkan misinya.


Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

14 jam lalu

Retno Marsudi/Foto: Instagram/Retno Marsudi
Retno Marsudi Ungkap Alasan Masih Ada WNI di Lebanon usai Serangan Israel

Retno Marsudi mengungkap alasan sejumlah WNI lebih memilih untuk bertahan di Lebanon.