Netanyahu menjadi penghalang gencatan senjata Gaza
Kampanye Israel yang meningkat terhadap Hizbullah "membuat gencatan senjata di Gaza terabaikan, mengingat fokusnya saat ini adalah untuk membongkar sebanyak mungkin persenjataan militer Hizbullah," katanya.
Seorang pejabat yang diberi penjelasan mengenai pembicaraan gencatan senjata Gaza mengatakan kepada Reuters bahwa tidak ada yang akan terjadi hingga setelah pemilihan presiden Amerika Serikat pada 5 November, "karena tidak ada yang dapat secara efektif menekan (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu, yang merupakan penghalang utama bagi kesepakatan gencatan senjata Gaza".
Pejabat tersebut mengatakan bahwa, selama pertemuan Majelis Umum PBB minggu lalu, Hizbullah menginginkan proposal gencatan senjata selama 21 hari dengan Israel dikaitkan dengan kesepakatan gencatan senjata di Gaza, namun Israel menolaknya dan rencana tersebut dibatalkan. Para pejabat tinggi Israel secara terbuka menolak gagasan gencatan senjata dengan Hizbullah.
Pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, oleh Israel pekan lalu mempersulit peluang mediasi, kata dua sumber keamanan Mesir. Upaya-upaya Mesir menjadi terbatas untuk menahan eskalasi lebih lanjut, kata sumber-sumber tersebut.
Roket Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel pada awal perang Gaza untuk mendukung Hamas, menyebabkan evakuasi puluhan ribu penduduk yang menurut Israel harus kembali ke rumah.
Di Lebanon, hampir 1.900 orang tewas dan lebih dari 9.000 lainnya terluka di Lebanon dalam hampir satu tahun pertempuran lintas batas, dengan sebagian besar kematian terjadi dalam dua minggu terakhir, menurut statistik pemerintah Lebanon.
Lebih dari satu juta warga Lebanon terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Khawatir Dunia tidak tertarik lagi pada Gaza
Sedikitnya 41.802 orang telah tewas dan 96.844 lainnya terluka dalam serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan daerah kantong tersebut.
Perang Gaza dimulai setelah Hamas memimpin serangan mendadak ke Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut perhitungan Israel.
Namun, sejak saat itu, Haaretz mengungkapkan bahwa helikopter dan tank-tank tentara Israel telah membunuh banyak dari 1.139 tentara dan warga sipil yang diklaim oleh Israel sebagai korban yang dibunuh oleh pihak Perlawanan Palestina.
"Kami merasa prihatin dengan rakyat Lebanon dan kami tidak ingin mereka mengalami kehancuran dan kelaparan seperti yang kami alami," ujar Ghada, seorang ibu berusia 50 tahun dengan lima orang anak yang tinggal di sebuah tenda di pusat kota Gaza, Deir Al-Balah, tempat satu juta orang berlindung.
"Saya khawatir dunia tidak lagi tertarik dengan apa yang terjadi pada kami di sini."
Pilihan Editor: Khotbah Jumat Ali Khamenei: Serangan Rudal Iran terhadap Israel 'Legal' dan 'Sah'