TEMPO.CO, Jakarta - Republik Demokratik Kongo diharapkan menerima vaksin cacar monyet atau mpox tahap pertama pada Kamis, 5 September 2024, dan tahap kedua pada Sabtu, 7 September 2024.
Kongo telah menjadi episentrum wabah cacar monyet yang dinyatakan WHO sebagai darurat kesehatan dunia pada bulan lalu. Namun segala upaya pencegahan penyebaran penyakit ini terkendala oleh kurangnya pasokan vaksin cacar monyet.
“Kami akan menerima pengiriman vaksin cacar monyet tahap pertama pada 5 September dan tahap kedua 7 September,” kata Cris Kacita Kepala penanggulangan wabah mpox di Kongo, Rabu, 04 September 2024, tanpa memberikan detail lebih lanjut.
Pengiriman vaksin cacar monyet ke Kongo diharapkan bisa mengatasi kekurangan pasokan vaksin mpox di negara-negara Afrika yang tak punya akses ke vaksin tersebut. Cacar monyet pernah menjadi wabah pada 2022. Washington dan Brussels menjanjikan akan mengirimkan puluhan ribu dosis vakin cacar monyet buatan Bavarian Nordic. Vaksin-vaksin tersebut, akan dikirimkan dalam tempo secepatnya. Kacita sebelumnya pada Senin, 2 September 2024, mengatakan Kongo berharap menerima vaksin cacar monyet pada 8 Oktober 2024, namun itu semua masih tentatif.
Sejumlah otoritas kesehatan sedang menghadapi tantangan saat meluncurkan kampanye pencegahan cacar monyet di Kongo yang bersuhu tropis dan luasnya seukuran Eropa barat. Vaksin-vaksin itu harus disimpan pada suhu 90 derajat celcius dan tantangan lain warga mungkin ragu untuk diimunisasi cacar monyet.
“Segera setelah vaksin itu tiba, mungkin tidak akan langsung didistribusikan karena kami harus berkomunikasi supaya warga mau diimunisasi,” kata Kacita.
Maria Van Kerkhove Direktur sementara WHO bidang pencegahan pandemi dan epidemi mengatakan pihaknya fokus mendukung Kongo dalam mengatasi wabah cacar monyet. WHO sebelumnya telah menyatakan cacar monyet atau mpox sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat global. Ini adalah bentuk peringatan tertinggi, menyusul wabah di Republik Demokratik Kongo yang telah menyebar ke negara-negara tetangga.
Penyakit ini disebabkan oleh virus cacar monyet, yang menyebabkan gejala mirip flu dan lesi berisi nanah. Penyakit ini biasanya ringan tetapi dapat mematikan. Anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV, semuanya berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi akibat cacar monyet.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Menlu Retno: Paus Fransiskus Titip Salam ke Anak Muda Indonesia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini