TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken pada Minggu, 18 Agustus 2024, tiba di Ibu Kota Tel Aviv sebagai bagian dari rangkaian kunjungan kerja ke Timur Tengah untuk mendorong terjadinya gencatan senjata dalam perang Gaza. Kelompok Hamas telah menyuarakan pesimisme soal misi Blinken itu.
Hamas menganggap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu harus bertanggung jawab karena gagal mewujudkan kesepakatan gencatan senjata, menunda-nunda kesepakatan dan membiarkan sandera warga negara Israel terkena serangan – serangan militer Israel sama seperti yang dialami warga Gaza.
Ini adalah lawatan Blinken yang ke-9 sejak meletup perang Gaza, yang dimulai usai terjadi serangan 7 Oktober 2023. Rencananya, Blinken akan bertemu sejumlah pejabat senior Israel pada Senin, 19 Agustus 2024 waktu setempat, termasuk menemui Netanyahu. Setelah dari Israel, Blinken akan melanjutkan perjalanan ke Mesir.
Sumber di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan pembicaraan soal gencatan senjata dan pembebasan para sandera yang terjadi di Gaza kini berada dititik perubahan atau momen paling kritis. Amerika Serikat, Qatar dan Mesir adalah negara yang terlibat dalam mediasi perang Gaza, namun sejauh ini gagal mempersempit perbedaan dalam mencapai kesepakatan, di mana negosiasi memakan waktu sampai berbulan-bulan sehingga kekerasan di Gaza masih berlangsung sampai Minggu, 18 Agustus 2024.
Pada Minggu, 18 Agustus 2024, serangan Israel di Gaza setidaknya menewaskan 21 orang. Otoritas kesehatan Palestina mengatakan di antara korban tewas adalah anak usia enam tahun dan ibunya saat serangan menghantam sebuah rumah di wilayah tengah Deir al-Balah. Bukan hanya itu, bayi 18 bulan bersama kakeknya Mohammed Khattab serta sanak-saudaranya ikut masuk dalam korban tewas.
“Mereka (korban) itu salah apa? Apakah mereka membunuh seorang pemeluk Yahudi? Apakah mereka menembak Yahudi? Apakah mereka melepaskan roket ? Apakah mereka layak diperlakukan seperti ini?,” kata Khattab.
Sampai berita ini diturunkan belum ada komentar dari militer Israel. Tel Aviv menyangkal telah menargetkan warga sipil dalam pengejaran pada anggota Hamas. Negeri Bintang Daud itu pun menuduh Hamas beroperasi dari fasilitas-fasilitas warga sipil, termasuk sekolah dan rumah sakit. Hamas menyangkal tuduhan itu.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Nicolas Maduro dan Lawannya Sama-sama Klaim Kemenangan dalam Pilpres Venezuela
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini