Diplomasi Bukan Lagi Pilihan
Terlepas dari upaya negara-negara Barat dan regional untuk membujuk Iran agar melakukan pembalasan dengan cara yang terukur, atau tidak sama sekali, Teheran telah mengatakan kepada para pejabat asing bahwa mereka akan menanggapi "dengan keras" pembunuhan Haniyeh di Teheran, di mana dia menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian, demikian konfirmasi empat sumber Iran secara independen.
Di Lebanon, sebuah sumber terkemuka Lebanon yang dekat dengan Hizbullah mengatakan "serangan balasan tidak dapat dihindari dan diplomasi tidak lagi menjadi pilihan yang layak". Ia menambahkan bahwa Iran ingin serangan tersebut "parah" tetapi tidak mengarah pada perang regional. Namun, katanya, hal ini tidak menutup kemungkinan terjadinya perang di Lebanon antara Hizbullah yang didukung Iran dan Israel.
Seorang pejabat senior AS yang berfokus pada Timur Tengah mengatakan bahwa Washington melakukan semua yang dapat dilakukannya "untuk mencegah semua pihak pergi ke tempat yang tidak dapat mereka kembalikan," dan menekankan bahwa negara-negara lain di kawasan ini dan Eropa harus berbuat lebih banyak. Seorang pejabat Qatar mengatakan bahwa Doha terus berdiskusi dengan Iran untuk mengurangi ketegangan.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant memperingatkan pada Senin bahwa Israel harus siap menghadapi apa pun, termasuk transisi yang cepat menuju serangan.
Tanggapan negara itu terhadap setiap serangan oleh Hizbullah atau Iran kemungkinan besar akan lebih bergantung pada kerusakan yang ditimbulkan daripada skala serangan, menurut dua sumber yang mengetahui penilaian Israel baru-baru ini.
Para pejabat Israel belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut. Iran mendukung Hamas, yang berperang dengan Israel di Gaza, dan juga Hizbullah, yang telah saling bertukar serangan dengan Israel sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu dan menyulut konflik Gaza.
REUTERS
Pilihan Editor: Antisipasi Serangan Iran, Apa Saja Sistem Pertahanan yang Disiapkan Israel?