Inggris
Menteri Luar Negeri David Cameron mengumumkan pada April bahwa Inggris tidak akan menghentikan penjualan senjata ke Israel setelah pemeriksaan menyeluruh terhadap pedoman hukum terbaru di tengah krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza.
Perusahaan-perusahaan Inggris seperti BAE Systems tetap terlibat dalam memasok persenjataan ke Israel, termasuk komponen untuk jet tempur F-15, F-16, dan F-35, menurut laporan Action on Armed Violence yang berbasis di London.
Inggris memasok sekitar 15% komponen pembom siluman F-35 yang saat ini digunakan di Gaza, menurut Human Rights Watch.
Selain itu, terdapat 28 izin peralatan militer Inggris aktif dan 28 tertunda yang dapat digunakan Israel di Gaza.
Namun, Menteri Pertahanan Grant Shapps mengklaim bahwa ekspor pertahanan Inggris ke Israel “relatif kecil,” dengan total £42 juta pada 2022.
Menurut data dari Kampanye Melawan Perdagangan Senjata (CAAT), Inggris telah mengizinkan ekspor senjata senilai £560 juta ke Israel sejak 2008.
“Hal ini tidak mencakup seluruh skala ekspor militer Inggris ke Israel karena banyak izin ekspor senjata ke Israel yang ‘terbuka’ dan tidak ada batasan pada jumlah ekspor berlisensi atau nilainya; dan banyak izin yang diberikan kepada AS, untuk dimasukkan ke dalam sistem persenjataan yang lebih besar untuk selanjutnya diekspor ke Israel,” kata laporan CAAT.
“Ekspor yang paling dapat dilacak dari Inggris ke Israel adalah komponen jet tempur F-35 dan F-16 – keduanya digunakan oleh IDF (Tentara Israel) di Gaza,” tambahnya.
CAAT mengatakan dalam laporan lain bahwa industri pertahanan Inggris memasok 15% komponen yang digunakan dalam pesawat tempur siluman F-35, yang “saat ini digunakan dalam pemboman di Gaza.”
Menurut perkiraan CAAT, nilai komponen yang dipasok oleh Inggris setidaknya berjumlah £336 juta sejak 2016.
Pilihan Editor: AS Kirimkan Puluhan Ribu Bom Seberat 1 Ton ke Israel Sejak 7 Oktober
ANADOLU