TEMPO.CO, Jakarta -Komandan militer Israel di Divisi Gaza mengumumkan pengunduran dirinya pada Ahad, 9 Juni 2024 dengan alasan merasa gagal melindungi pangkalan militer dan permukiman Israel selama penyerbuan Hamas pada 7 Oktober 2023, menurut laporan media Israel.
Brigadir Jenderal Avi Rosenfeld, kepala Divisi Gaza di militer Israel, mengatakan dalam sebuah surat kepada atasannya bahwa “pada 7 Oktober, saya gagal dalam misi hidup saya untuk melindungi (komunitas perbatasan Gaza).”
Dalam suratnya kepada kepala Komando Selatan dan kepala staf IDF, Rosenfeld mengatakan, “Saya telah memutuskan untuk mengakhiri posisi saya sebagai komandan Divisi 143 (Divisi Gaza) dan pengabdian saya di IDF, sebagai bagian dari tanggung jawab saya sebagai seorang komandan.”
“Setiap orang harus bertanggung jawab, dan sayalah yang bertanggung jawab atas Divisi 143,” katanya.
Komandan itu mengatakan ia akan tetap bertahan sampai penggantinya mengambil alih peran tersebut, sesuai janjinya kepada IDF. Ia juga berkata akan terus berpartisipasi dalam penyelidikan terhadap peristiwa 7 Oktober, agar “tidak terulang lagi di kemudian hari”.
Rosenfeld mengirimkan surat serupa kepada para kepala otoritas lokal di wilayah pinggiran Gaza. Ia mengatakan bahwa pada 7 Oktober, “perang terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan”. Menurut dia, saat itu para tentara “tidak mampu melindungi komunitas, puluhan ribu penduduk, ribuan orang yang merayakan di pesta” di komunitas yang diserbu Hamas.
Posisi Rosenfeld akan digantikan dalam “waktu mendatang,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Ia bukanlah komandan senior Israel pertama yang mengundurkan diri karena kegagalan mengantisipasi serangan Hamas. Pada April lalu, Kepala Direktorat Intelijen Militer (AMAN) IDF Aharon Haliva mengundurkan diri dengan alasan yang sama.
Seorang jenderal intelijen terkemuka lainnya berencana untuk mundur karena serangan Hamas tersebut, namun akhirnya berhenti setelah didiagnosis menderita kanker, menurut Times of Israel.
Selain Rosenfeld, pejabat tinggi IDF lainnya telah mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangan Hamas pada 7 Oktober, termasuk kepala badan keamanan Shin Bet dan kepala staf IDF. Belum ada satu pun dari mereka yang mengumumkan rencana untuk mengundurkan diri, meski banyak yang diperkirakan akan melakukannya setelah situasi keamanan stabil.
Hamas menewaskan 1.139 orang dan menyandera lebih dari 250 orang lainnya ketika menyerang Israel selatan secara mendadak pada 7 Oktober 2023, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.
Israel kemudian melancarkan agresi besar-besaran di wilayah kantong Palestina di Gaza, menewaskan sedikitnya 37.084 orang dan melukai 84.494 orang lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Lebih dari sebagian populasi Gaza telah menjadi pengungsi internal, dan mereka menghadapi bencana kelaparan di tengah sulitnya akses bantuan kemanusiaan.
Israel telah menduduki wilayah Palestina, termasuk Gaza yang diperintah oleh Hamas dan Tepi Barat yang diperintah oleh Otoritas Palestina (PA), sejak 1967. Kedua wilayah tersebut sebelumnya berada di bawah kuasa Yordania.
Pilihan Editor: 7 Negara Arab yang Bisa Mengalahkan Kekuatan Militer Israel
TIMES OF ISRAEL | ANADOLU