TEMPO.CO, Jakarta - Australia bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kementerian Agama (Kemenag), dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pada Kamis, 6 Juni 2024, meluncurkan sebuah kemitraan pendidikan empat tahun terbaru bernama INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia). Program ini untuk mendukung pembelajaran di sekolah-sekolah dasar di Indonesia.
Fase ketiga dari program INOVASI ini akan mendukung implementasi serta meluncurkan reformasi dan prioritas pendidikan. Madelaine Moss, Minister-Counsellor for Governance and Human Development, Kedutaan Besar Australia, mengatakan pihaknya antusias bisa memperluas kemitraan di bidang pendidikan dan sekolah dasar ke lebih banyak provinsi, termasuk Jawa Barat dan Maluku.
Baca juga:
Sedangkan Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek mengatakan ekosistem pendidikan di daerah merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong dalam sistem pendidikan, yang telah terbukti selama masa pandemi COVID-19. Dengan gotong royong, Indonesia mampu bertahan dari hilangnya waktu belajar selama pandemi.
“Pendidikan adalah upaya jangka panjang. Dibutuhkan kolaborasi melalui ekosistem pendidikan untuk memastikan setiap anak mendapatkan layanan pendidikan yang terbaik,” kata Anindito.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Rohmat Mulyana, menyoroti peran penting ekosistem pendidikan dalam meningkatkan kualitas madrasah. Kemenag melayani lebih dari 10 juta siswa di 87 ribu madrasah yang tersebar di seluruh nusantara. Rohmat menekankan hubungan yang kuat dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan lokal, termasuk mereka yang berasal dari sektor pendidikan Islam, mendukung Kemenag untuk menawarkan layanan pendidikan yang komprehensif, berkualitas tinggi, dan merata kepada siswa madrasah.
Australia dan Indonesia telah bermitra dalam program INOVASI sejak 2016. Fase ketiga yang baru ini bernilai AUD 55 juta (Rp594 miliar) selama 4 tahun (2024-2027) dan akan mendukung Indonesia untuk meningkatkan pembelajaran inklusif dan pencapaian keterampilan dasar bagi semua siswa sekolah dasar di Indonesia. Program ini diharapkan bisa memberi dukungan dan pelatihan bagi para guru dan staf pendidikan di tingkat nasional dan provinsi, seperti di Kalimantan Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.
Pilihan editor: Netanyahu Dijadwalkan Pidato di Kongres AS pada 24 Juli
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini