TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengundang kelompok Taliban yang menguasai Afganistan untuk hadir di forum ekonomi internasional tahunan terbesarnya seperti disampaikan direktur wilayah Asia kedua dari Kementerian Luar Negeri Rusia Zamir Kabulov, seperti dikutip oleh TASS pada Senin, 27 Mei 2024. Langkah ini dilakukan ketika Rusia sedang berupaya menghapus Taliban dari daftar organisasi terlarang.
Sejak Amerika Serikat mundur dari Afganistan usai perang selama 20 tahun dan Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021, Rusia telah perlahan-lahan membangun hubungan dengan organisasi tersebut meski mereka masih secara resmi dilarang di sana.
Kementerian luar negeri dan kehakiman Rusia melaporkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai masalah pencabutan larangan Taliban. Kabulov mengatakan kepada TASS, sikap tersebut didukung sejumlah lembaga pemerintah.
“Positif, ini harus dilakukan. Tanpanya, akan terlalu dini untuk membicarakan pengakuan. Oleh karena itu, upaya mengatasi masalah ini terus berlanjut. Semua pertimbangan telah dilaporkan ke kepemimpinan puncak Rusia. Kami menunggu keputusannya” katanya ketika ditanya tentang posisi Kementerian Luar Negeri mengenai masalah ini.
Kabulov menganggap pemerintahan Taliban telah menempuh perjalanan panjang untuk mendapatkan pengakuan sejak berkuasa di Afganistan pada 2021. “Tetapi masih ada beberapa kendala yang harus diatasi, setelah itu kepemimpinan Rusia akan mengambil keputusan,” katanya.
Ia mengatakan undangan untuk menghadiri Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg pada 5 – 8 Juni 2024 telah disampaikan kepada Taliban. Namun, belum ada rencana untuk mengadakan acara apa pun atau bertukar telegram ucapan selamat dengan pemerintah Taliban pada peringatan 105 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Rusia dan Afganistan.
“Semata-mata karena alasan formal: tidak adanya pengakuan resmi,” jelasnya. Kabulov menambahkan, para pemimpin Afganistan tertarik pada pembelian produk minyak.
Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg adalah acara tahunan Rusia di sektor ekonomi, yang telah diadakan di St. Petersburg sejak 1997 silam dan berada di bawah naungan Presiden Rusia sejak 2006. Lebih dari 10 ribu orang dari sedikitnya 120 negara mengikuti forum ini setiap tahunnya.
Forum yang pernah menjadi tuan rumah bagi para direktur eksekutif dan bankir investasi Barat dari London dan New York tersebut kini berubah drastis di tengah invasi Ukraina, yang memicu krisis terbesar dalam hubungan Rusia dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962. Investor Barat yang mencari sebagian dari kekayaan sumber daya Rusia yang melimpah kini telah digantikan oleh perusahaan-perusahaan dari Cina, India, Afrika, dan Timur Tengah.
Taliban muncul pada 1994 silam di sekitar kota Kandahar, Afganistan selatan. Organisasi tersebut merupakan salah satu faksi yang bertempur dalam perang saudara untuk menguasai Afganistan setelah keluarnya Uni Soviet dan runtuhnya pemerintahan. Awalnya organisasi ini beranggotakan para pejuang “mujahidin” yang berhasil memukul mundur pasukan Soviet pada 1980-an dengan dukungan Amerika Serikat. Pada 2003, Rusia secara resmi mencatat Taliban sebagai organisasi teroris, meskipun mereka masih melakukan kontak tidak resmi secara berkala dengan gerakan Islam tersebut.
REUTERS | TASS
Pilihan editor: 4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini