Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

85 Monyet Mati dan Jatuh dari Pohon Akibat Cuaca Panas di Meksiko

image-gnews
Seekor monyet ekor panjang yang merupakan spesies asli Jakarta di pohon di kawasan Balai Konservasi Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta, Sabtu (8/9). TEMPO/Yosep Arkian
Seekor monyet ekor panjang yang merupakan spesies asli Jakarta di pohon di kawasan Balai Konservasi Suaka Margasatwa Muara Angke, Jakarta, Sabtu (8/9). TEMPO/Yosep Arkian
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 85 monyet mati dari pepohonan di hutan tropis Meksiko tenggara. Pihak berwenang mengatakan sedang menyelidiki apakah panas ekstrem membunuh hewan-hewan yang terancam punah tersebut. 

Para pejabat belum memberikan jumlah pasti korban tewas namun media lokal melaporkan. Jumlah monyet yang mati diperkirakan sebanyak 85 ekor. 

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup , penyebab yang dipertimbangkan termasuk "serangan panas, dehidrasi, malnutrisi atau pengasapan tanaman dengan pestisida." Kementerian mengatakan penelitian akan dilakukan untuk menyingkirkan virus atau penyakit.

Suhu hingga 113 derajat Fahrenheit telah tercatat di negara bagian selatan Chiapas dan Tabasco. Cuaca panas menyebabkan banyak korban jiwa.

Kelompok pelestarian satwa liar COBIUS yang berbasis di Tabasco telah melaporkan “kematian massal” primata.

“Kemungkinan besar hal ini terjadi karena alasan iklim, namun kita tidak bisa mengesampingkan penyebab penting lainnya,” kata organisasi tersebut dalam sebuah pernyataan. 
Organisasi itu menyerukan kepada masyarakat. “Jika Anda melihat monyet yang lemah dan tampaknya menderita kepanasan atau dehidrasi, silakan cobalah untuk mengangkat seember air dengan tali agar mereka dapat minum."

Menurut National Geographic, monyet Howler hidup di Amerika Tengah dan Selatan. Monyet itu jarang meninggalkan puncak pohon tempat mereka mencari makan di kanopi hutan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sebuah sumber dari badan Perlindungan Sipil Tabasco mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa monyet telah mati di tiga kota di negara bagian tersebut.

Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, yang berasal dari Tabasco, juga menyebutkan kemungkinan panas ekstrem sebagai penyebabnya. "Panasnya sangat menyengat. Sejak saya mengunjungi negara-negara bagian ini, saya tidak pernah merasakannya sebanyak yang saya rasakan sekarang," katanya kepada wartawan.

Pihak berwenang dan aktivis konservasi telah melakukan patroli untuk menyediakan air dan makanan, terutama buah-buahan, untuk membantu monyet tetap terhidrasi, kata lembaga perlindungan sipil Tabasco. 

Awal bulan ini, Meksiko melaporkan suhu tertinggi di 10 kota, termasuk ibu kota.  Suhu yang melonjak terjadi ketika negara ini juga sedang bergulat dengan kekeringan parah dan krisis pasokan air. 

CBS NEWS 

Pilihan editor: Tiga Tentara AS Terluka Saat Kirim Bantuan ke Gaza, Satu Kritis

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

1 hari lalu

Ilustrasi seorang anak minum air putih. Shutterstock
Kelompok Paling Rentan saat Cuaca Panas dan Perlu Pengawasan Khusus

Terlalu lama berada di luar ruangan saat cuaca panas bisa meningkatkan risiko kesehatan, terutama kelompok rentan. Siapa saja mereka?


6 Turis di Yunani Tewas dan Hilang di Tengah Gelombang Panas

1 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
6 Turis di Yunani Tewas dan Hilang di Tengah Gelombang Panas

Selama Juni 2024, sudah enam turis yang ditemukan meninggal dan masuk daftar hilang di tengah cuaca panas.


Menkes Arab Saudi: Lebih dari 1.300 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci

2 hari lalu

Umat Muslim memegang payung berjalan di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 18 Juni 2024. REUTERS/Saleh Salem
Menkes Arab Saudi: Lebih dari 1.300 Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci

Sebagian besar jemaah haji meninggal dunia akibat cuaca ekstrem yang melanda ibadah haji tahun ini.


Banyak Jemaah Haji Wafat, Pakar Jelaskan 3 Cara Cuaca Panas Sebabkan Kematian

2 hari lalu

Umat Muslim memegang payung berjalan di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 18 Juni 2024. REUTERS/Saleh Salem
Banyak Jemaah Haji Wafat, Pakar Jelaskan 3 Cara Cuaca Panas Sebabkan Kematian

Pakar pun mengungkapkan penyebab orang meninggal dunia akibat cuaca panas, seperti yang dialami banyak jemaah haji di Tanah Suci.


Top 3 Dunia; Donald Trump Usulkan Mahasiswa Asing Dapat Green Card dan Jumlah Jamaah Haji 2024 yang Wafat Naik

4 hari lalu

Seorang pendukung Presiden AS Donald Trump memegang poster
Top 3 Dunia; Donald Trump Usulkan Mahasiswa Asing Dapat Green Card dan Jumlah Jamaah Haji 2024 yang Wafat Naik

Top 3 dunia pada 21 Juni 2024, diurutan pertama berita tentang Donald Trump menyebut mahasiswa asing lulusan Amerika Serikat bisa dapat green card


562 Jamaah Haji Meninggal, Terbanyak karena Gelombang Panas

5 hari lalu

Jamaah haji berjalan untuk melempar jamrah hari ketiga menuju Jamarat di Mina, Arab Saudi, Jumat 30 Juni 2023. Jamaah haji yang melakukan nafar awal sudah harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam, namun jamaah yang akan mengambil nafar tsani harus menginap satu malam lagi di Mina sampai denga 13 Dzulhijah. ANTARA FOTO/Wahyu  Putro A
562 Jamaah Haji Meninggal, Terbanyak karena Gelombang Panas

Angka kematian jamaah haji 2024 bertambah menjadi 562 orang, yang sebagian besar karena gelombang panas.


Cuaca Panas Arab Saudi: Jemaah Haji Meninggal hingga Pengaruh Perubahan Iklim

5 hari lalu

Umat Muslim memegang payung berjalan di tengah cuaca yang sangat panas, selama ibadah haji tahunan, di Mina, Arab Saudi, 18 Juni 2024. REUTERS/Saleh Salem
Cuaca Panas Arab Saudi: Jemaah Haji Meninggal hingga Pengaruh Perubahan Iklim

Cuaca panas Arab Saudi dipengaruhi krisis iklim


Ancaman Perubahan Iklim, Ratusan Jemaah Haji Meninggal akibat Cuaca Panas

6 hari lalu

Suasana jamaah haji berjalan kaki di Mina, Makkah, Arab Saudi, Senin 17 Juni 2024. PPIH Arab Saudi mengimbau jamaah lanjut usia dan berisiko tinggi agar membadalkan lontar jamrahnya guna menjaga kesehatan dan keselamatan mereka. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ancaman Perubahan Iklim, Ratusan Jemaah Haji Meninggal akibat Cuaca Panas

Sedikitnya 562 jemaah haji telah meninggal selama ibadah, berdasarkan pernyataan kementerian luar negeri dan sumber-sumber.


Penerbangan SpiceJet Berjalan Tanpa AC di Tengah Gelombang Panas, Penumpang Gerah

6 hari lalu

Ilustrasi pesawat (Pixabay)
Penerbangan SpiceJet Berjalan Tanpa AC di Tengah Gelombang Panas, Penumpang Gerah

Penerbangan Spicejet SG 476 berlangsung lebih dari satu jam di tengah gelombang panas. Penumpang kipas-kipas.


Sedikitnya 550 Jemaah Meninggal Selama Ibadah Haji 2024, Mayoritas Warga Mesir

6 hari lalu

Sejumlah bus yang membawa jemaah haji Indonesia melintas menuju Mekah di Mina, Arab Saudi, Selasa, 18 Juni 2024. Jemaah Indonesia yang mengambil nafar awal mulai didorong dari Mina menuju hotel di Mekah hingga sebelum matahari terbenam pada 12 Zulhijah atau 18 Juni 2024, sementara yang mengambil nafar tsani akan meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah atau 19 Juni 2024. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Sedikitnya 550 Jemaah Meninggal Selama Ibadah Haji 2024, Mayoritas Warga Mesir

Setidaknya 550 jamaah meninggal selama ibadah haji 2024, 323 diantaranya adalah warga Mesir.