TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa video deepfake atau teknologi rekayasa kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) baru-baru ini tersebar selama masa pemilihan umum atau pemilu di India, menampilkan dua aktor Bollywood papan atas yang tampak mengkritik Perdana Menteri Narendra Modi dan meminta masyarakat memilih partai oposisi.
Dalam video berdurasi 30 detik yang menampilkan Aamir Khan dan klip 41 detik yang menunjukkan Ranveer Singh, kedua aktor Bollywood tersebut konon mengatakan Modi gagal menepati janji kampanye dan gagal mengatasi masalah ekonomi kritis selama dua masa jabatannya sebagai perdana menteri.
Modi merupakan perdana menteri petahana dari partai sayap kanan dengan ideologi Hindu nasionalis Partai Bharatiya Janata (BJP). Ia mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga berturut-turut dalam pemilu yang diadakan dari 19 April hingga 1 Juni 2024 dalam tujuh tahap untuk memilih 543 anggota majelis rendah parlemen Lok Sabha.
Kedua video deepfake yang menampilkan Khan dan Singh diakhiri dengan simbol dan slogan pemilu Kongres: “Pilih Keadilan, Pilih Kongres”. Video-video tersebut telah dilihat di media sosial lebih dari setengah juta kali sejak pekan lalu.
Penyebaran video rekayasa tersebut menggarisbawahi potensi peran konten yang dihasilkan oleh AI dalam pemilu besar-besaran India tahun ini.
Kampanye pemilu India telah lama berfokus pada jangkauan langsung dari rumah ke rumah dan mengumpulkan massa secara publik, bahkan menggunakan WhatsApp dan Facebook sebagai alat kampanye sejak 2019. Namun, tahun ini merupakan pertama kalinya konten AI digunakan selama pemilu di negara Asia Selatan itu.
Juru bicara Kongres, Sujata Paul, membagikan video deepfake aktor Singh kepada 16 ribu pengikutnya di media sosial X pada 17 April lalu dan pada Sabtu sore, 20 April 2024. Cuitannya telah dibagikan ulang 2.900 kali, disukai 8.700 kali, dan ditonton 438.000 kali oleh pengguna X.
Paul mengaku tahu bahwa video tersebut telah ditandai sebagai “media yang dimanipulasi” oleh X, dalam percakapan telepon dengan kantor berita Reuters. Namun dia tidak ingin menghapusnya karena, saat mengunggahnya, dia mengira orang tersebut mirip dengan Singh dan “(konten) itu tentunya memiliki kreativitas”.
Unggahan tersebut tidak lagi terlihat di X per Ahad, 21 April 2024, beberapa jam setelah Reuters mengirimkan permintaan komentar kepada kepala media sosial Kongres India.