Tidak Fleksibel untuk Tuntutan-tuntutan Utama Hamas
Seorang pejabat Palestina yang dekat dengan upaya mediasi mengatakan kepada Reuters bahwa kebuntuan terus berlanjut atas penolakan Israel untuk mengakhiri perang, menarik pasukannya dari Gaza, mengizinkan ratusan ribu warga sipil yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka, dan mencabut blokade yang telah berlangsung selama 17 tahun agar rekonstruksi dapat dilakukan dengan cepat.
Langkah-langkah ini lebih diutamakan daripada tuntutan utama Israel untuk pembebasan sandera sebagai imbalan atas warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel, kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama.
"Mengenai pertukaran tahanan, Hamas telah dan bersedia untuk menjadi lebih fleksibel, namun tidak ada fleksibilitas atas tuntutan utama kami," katanya kepada Reuters.
Israel telah menolak mengakhiri perang dalam waktu dekat atau menarik diri dari Gaza, dan mengatakan bahwa pasukannya tidak akan mengalah sampai Hamas tidak lagi menguasai Gaza atau mengancam Israel secara militer.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel tidak akan menyerah pada tuntutan Hamas yang "ekstrem".
Namun, para pejabat Israel telah mengisyaratkan kesediaan mereka untuk mengizinkan sejumlah warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara untuk kembali ke sana.
Hamas menewaskan 1.200 orang dalam serangannya ke Israel selatan pada 7 Oktober, menurut perhitungan Israel. Lebih dari 33.100 warga Gaza Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel, menurut kementerian kesehatan di Gaza. Lebih dari 600 tentara Israel telah terbunuh dalam pertempuran di Gaza, kata tentara.
Di bawah tekanan internasional untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza dan tidak menindaklanjuti rencana untuk menyerbu Rafah, sebuah kota di bagian selatan yang dipenuhi oleh satu juta orang yang mengungsi, Israel pada Minggu mengatakan bahwa mereka telah menarik lebih banyak tentara dari Gaza selatan.
Hal ini menyisakan hanya satu brigade di sana, namun Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan bahwa pasukan tersebut akan bersiap untuk operasi militer di masa depan, termasuk "misi yang akan datang di daerah Rafah".
Sehari setelah pasukan Israel mundur dari jantung pemukiman penduduk di kota selatan Khan Younis setelah berbulan-bulan melakukan pengeboman dan penyerbuan, petugas medis Palestina mengatakan bahwa mereka menemukan delapan mayat lagi yang tewas akibat tembakan Israel. Mereka telah mengambil 12 mayat dari reruntuhan sehari sebelumnya.
Namun beberapa mil ke arah selatan, tepatnya di perbatasan dengan Mesir, penduduk Rafah, tempat perlindungan terakhir bagi warga Palestina dari pasukan darat Israel, mengatakan bahwa Israel melakukan sedikitnya lima serangan udara ke beberapa bagian kota tersebut, yang menyebabkan sejumlah orang terluka.
REUTERS
Pilihan Editor: Irak Kirim 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza dan Tawarkan Bantuan Medis