TEMPO.CO, Jakarta - Lebanon pada Sabtu mengatakan akan mengajukan keluhan mendesak kepada Dewan Keamanan PBB mengenai serangan Israel terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL). Serangan ini melukai tiga tentara dan seorang warga sipil Lebanon.
Menanggapi insiden tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lebanon menyatakan bahwa mereka telah “memulai persiapan pengaduan mendesak ke Dewan Keamanan PBB menyusul penargetan Israel terhadap patroli milik badan pemantau gencatan senjata PBB, yang mengakibatkan 4 orang terluka, beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis.”
Kemlu menyatakan “kecaman keras atas serangan ini, yang melanggar hukum internasional dan kemanusiaan.”
Laporan tersebut mengklarifikasi bahwa penargetan pasukan penjaga perdamaian PBB “terjadi setelah serangkaian serangan terhadap jurnalis, paramedis, anak-anak, perempuan, dan warga sipil.”
Kemlu Lebanon menekankan bahwa “serangan terhadap pasukan PBB terjadi dalam konteks kebijakan Israel yang sengaja tidak menghormati keputusan legitimasi internasional dan perwakilannya sejak 1948 hingga saat ini.”
Dalam panggilan telepon kepada panglima pasukan UNIFIL, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengutuk serangan tersebut. Ia menyatakan “solidaritasnya dengan pasukan internasional setelah kendaraan UNIFIL menjadi sasaran, yang menyebabkan sejumlah orang terluka,” menurut ke Kantor Perdana Menteri.
Jenderal Lazaro memberi tahu perdana menteri Lebanon bahwa UNIFIL sedang menyelidiki insiden tersebut.
Sebelumnya pada Sabtu, setidaknya satu warga sipil dan tiga tentara dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka dalam serangan Israel yang menargetkan kendaraan mereka di selatan negara itu, menurut media resmi.
Sementara itu, UNIFIL menyatakan keprihatinannya “atas meningkatnya kekerasan di Jalur Biru saat ini.”
Mengomentari insiden tersebut, tentara Israel membantah menargetkan kendaraan UNIFIL di daerah Rmeish di Lebanon selatan.
Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah, yang merupakan bentrokan paling mematikan sejak kedua belah pihak terlibat perang skala penuh pada 2006.
Ketegangan perbatasan terjadi di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 32.705 orang menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Pilihan Editor: Penjaga Perdamaian PBB di Lebanon Diserang Tentara Israel, Empat Orang Terluka
ANADOLU