TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tiga pengamat Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB dan seorang penerjemah terluka pada Sabtu, 30 Maret 2024 ketika sebuah peluru meledak di dekat mereka. Saat itu, keempatnya sedang melakukan patroli jalan kaki di Lebanon selatan, kata misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa. Asal usul ledakan masih diselidik.
Misi penjaga perdamaian PBB yang dikenal sebagai UNIFIL, serta pengamat teknis tak bersenjata yang dikenal sebagai UNTSO, ditempatkan di Lebanon selatan untuk memantau perang di sepanjang garis demarkasi antara Lebanon dan Israel, yang dikenal sebagai Garis Biru. Kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah saling baku tembak dengan militer Israel di Jalur Biru sejak Oktober bersamaan dengan perang di Gaza.
UNIFIL mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Sabtu bahwa penyerangan terhadap pasukan penjaga perdamaian tidak dapat diterima. Staf yang terluka telah dievakuasi untuk mendapatkan perawatan.
Dua sumber keamanan sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa para pengamat terluka dalam serangan Israel di luar kota perbatasan Rmeish.
Namun militer Israel membantah terlibat dalam insiden tersebut. “Bertentangan dengan laporan yang ada, IDF tidak menyerang kendaraan UNIFIL di daerah Rmeish pagi ini,” kata Israel dalam sebuah pernyataan.
Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati juga mengutuk staf PBB yang menjadi target serangan itu. Walikota Rmeish, Milad Alam, mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan penerjemah Lebanon dan memastikan kondisinya stabil.
“Dari Rmeish, kami mendengar ledakan dan kemudian melihat mobil UNIFIL lewat. Para pengamat asing dibawa ke rumah sakit di Tyre dan Beirut dengan helikopter dan mobil,” kata Milad tanpa merinci kondisi mereka.
Salah satu pengamat adalah warga negara Norwegia, yang mengalami luka ringan. Kantor Berita Nasional Lebanon mengatakan dua pengamat lainnya yang terluka adalah warga Chile dan Australia.
Penembakan Israel terhadap Lebanon telah menewaskan hampir 270 pejuang Hizbullah. Serangan itu juga telah menewaskan sekitar 50 warga sipil, termasuk anak-anak, petugas medis dan jurnalis, serta menghantam UNIFIL dan tentara Lebanon.
REUTERS
Pilihan editor: Geger Kaus Kaki Berlafaz Allah, Toko di Malaysia Diserang Bom Molotov